Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tali Pocong Jomlo

3 Oktober 2020   20:38 Diperbarui: 3 Oktober 2020   20:49 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pocong. Foto: tribunnews.com

Dalam sebaris renungan tunggu, Rudi duduk malas di atas batu bata remuk sambil memeriksa dompetnya yang mulai suram, sesuram wajah yang sudah mengernyut selama tiga dasawarsa, juga sesuram semburat langit yang mulai ditepikan oleh kelam.

Seribu, dua ribu,.... sepuluh ribu. Mata Rudi lalu berbinar dan kesemrawutan sejumput ususnya mulai pudar.

Malam itu, malam Minggu tanggal dua puluh empat pukul tujuh, Rudi segera pergi untuk mencari jajanan demi mengganjal ronta-ronta ususnya. Seratus meter melangkahkan kaki, temuilah oleh Rudi jajanan martabak yang dijual oleh Mbah Krisna.

"Mbah, beli martabaknya yang porsi sepuluh ribu, ya," ucap Rudi kepada Mbah Krisna.

"Satu porsi saja nih, Dik? Mau martabak isi apa? Uhuk..uhuk..uhuk" jawab Mbah Krisna sambil terbatuk-batuk namun enggan membuang dahaknya. Rudi jadi sedikit kesal, tapi apa daya, ia prihatin dengan keberlangsungan hidup usus-ususnya.

"Mbah, dahaknya dibuang, napa! Mau yang isi kelapa aja, Mbah," tegas Rudi dengan suara ngeden. Ia berbicara antara tega dan tidak tega.

"Lha, kok enggak yang isi cokelat? Ini untuk pacar dan calon mertuamu, kan? Uhuk...uhuk."

Rudi enggan menjawab pertanyaan tajam yang dilantunkan oleh Mbah Krisna. Rudi sudah dobel kesal. Mbah Krisna itu, sudah batuk-batuk tak mau buang dahak, omongannya sewot pula! Celetuk Rudi dalam batinnya.

"Oh, kamu jomlo ternyata. Kasihan. Hahaha," Mbah Krisna kembali nyeletuk.

"Biasa aja kali, Mbah. Bentar lagi juga aku akan dapat pacar!" Rudi jadi emosian ngobrol dengan Mbah penjual martabak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun