Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pelajaran Ramadhan dari Ibu

12 April 2021   17:16 Diperbarui: 13 April 2021   20:49 1026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://mewarnai.my.id/

Ramadhan sudah mengetuk kamarku. Aku masih seperti kemarin, selalu malas dan enggan membersihkan kamar. "Bukankah kamu sudah dewasa?" tegur bapak sembari memadamkan batuk.

"Mulai sekarang bersihkan kamarmu, setiap debu adalah dosamu sendiri, kau sudah dewasa Nak" imbuh ibu.

Aku masih merenung di pinggir dipan. Membiarkan Ramadhan termangu di depan pintu kamar. Sebentar lagi siang mengakhiri tugasnya. Sementara aku masih belum mengakhiri kemalasan.

Ibu membesarkanku lebih dari ribuan detak jam dinding.
Bapak membetulkan nasib juga lebih dari ribuan senja.
Keduanya teladan baik untuk menerima Ramadhan sebagai tamu agung yang mampu menahan segala nafsu untuk derajat takwa.

"Jadi sebulan ini aku harus membersihkan kamarku sendiri ya bu?" tanyamu.
"Bukan sebulan ini saja, tapi untuk seterusnya" jelas ibu.

Sejak saat itu, Ramadhan kupersilahkan masuk kamar yang sudah bersih.
Ada rapal do'a serta lantunan ayat suci, demikian tamu agung bahagia menerangi kamar.

SINGOSARI, 12 April 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun