Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Lega Jika Dapat Berlebaran di Hari yang Sama

14 Juni 2018   07:34 Diperbarui: 14 Juni 2018   21:23 2695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diolah dari TRIBUN/DANY PERMANA

Saking ramainya, biasanya pukul 07:30 salat sudah dapat dimulai karena sepertinya semua warga sudah berkumpul. Hikmat sekali rasanya jika dapat melaksanakan salat Ied bersama keluarga dan para tetangga. Ada aura yang sangat berbeda yang hanya saya rasakan saat salat Id ini.

Ini jika dilihat dari ketinggian saat shalat Ied. Dekat Jembatan Ampera. Sumber foto palembang.tribunnews.com
Ini jika dilihat dari ketinggian saat shalat Ied. Dekat Jembatan Ampera. Sumber foto palembang.tribunnews.com
Sebetulnya, ada keinginan saya untuk merasakan salat Ied di masjid Agung Palembang. Eh lebih tepatnya salat di atas Jembatan Ampera haha. Penasaran saja gitu karena saat salat Id, Jembatan Ampera praktis ditutup untuk kepentingan salat Ied ini. Namun, karena (katanya) udah harus keluar sejak subuh, sepertinya salat di masjid dekat rumah lebih praktis.

Setelah pulang ke rumah, kami bersalam-salaman tanpa prosesi sungkeman. Ya, salim biasa aja gitu sama orang tua dan saudara yang dilanjutkan dengan makan bareng dan bagi-bagi THR dengan anak-anak tetangga yang datang ke rumah.

Mulai "sanjo" lebaran

Baru kemudian sekitar pukul 10 pagi, kami pergi meninggalkan rumah dan langsung menuju ke rumah salah satu uwak yang termasuk dituakan. Saya beruntung punya orang tua yang masing-masing kampungnya berdekatan, istilahnya beda RT saja haha, jadi baik mengunjungi rumah keluarga besar ayah dan ibu bisa dilakukan dalam satu waktu dengan cara berjalan kaki.

Sanjo lebaran sambil maka ketupat. Sumber gambar Kompas.com
Sanjo lebaran sambil maka ketupat. Sumber gambar Kompas.com
Sedih takkala mengingat bahwa saya sudah tak punya kakek-nenek lagi di kedua belah pihak. Walau begitu, silaturahmi ke rumah uwak-uwak wajib dilakuka, karena merekalah orang yang dituakan sekarang. Silaturahmi inilah yang di Palembang dikenal dengan istilah "sanjo".

Selanjutnya, setelah tengah hari, barulah kami semua mudik ke Kabupaten Ogan Ilir untuk berziarah ke makam nenek dan kakek. "Untung" di sana ada sepupu juga sehingga tetap saja ziarah ini berbalut "sanjo" hehehe.

Makan, makan, dan makan

Ingat, lebaran itu hari kemenangan karena sudah berpuasa sebulan penuh jadi jangan sampai badan juga ikut lebar-an hehe. Di hari inilah semua makanan enak terhidang. Namun, harus tetap membatasi diri, sesuai porsinya aja --semacam reminder sih haha. Jangan nanti semuanya masuk, sehingga pasca lebaran target jarum timbangan bergeser ke kanan malah jadi gagal.

Intinya, hari raya adalah harinya kebersamaan bersama keluarga. Selamat menyambut lebaran ya teman-teman.

Kompal : Kompasianer Palembang
Kompal : Kompasianer Palembang
Simak tulisan saya lainnya di sini, ya! :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun