Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

[Cerpen Anak] Ketika Ara Mogok Puasa

30 Mei 2018   03:58 Diperbarui: 30 Mei 2018   04:17 1312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ara melangkahkan kakinya dengan cepat sehabis pulang sekolah. Ingin ia segera sampai di rumah dan menemui mamanya. Sepanjang perjalanan, ia teringat omongan Heni, kawan sebangkunya.

"Aku dikasih uang Rp.10.000 setiap hari jika bisa berpuasa penuh," ujar Heni.

Ara kesal. Ini tahun keduanya ia berpuasa. Tahun lalu, saat masih duduk di kelas 1 SD, Ara hanya sanggup puasa setengah hari. Nah, di tahun ini, Ara diminta kuat berpuasa penuh. "Kan, Ara sudah besar," begitu kata mama.

Begitu sampai di rumah, terlihat mama sedang duduk di depan TV sambil menjahit pakaian. Ya, mama Ara adalah penjahit baju. Walaupun bukan penjahit terkenal, mama Ara terkenal jago membuatkan baju untuk para tetangga.

Foto dari pinterest.com
Foto dari pinterest.com
Pakaian yang Ara kenakan selama ini juga sebagian besar buatan mamanya sendiri.

"Assalamualaikum," sahut Ara dengan nada datar.

"Waalaikumsalam. Alhamdulillah anak mama sudah pulang. Gimana puasanya sayang, masih kuat, kan?" tanya mama sambil menyambut Ara.

Ara diam saja. Tak lama, Ara berkata, "Ma, Ara mau batalkan saja puasa hari ini."

"Oh kenapa? Ara tidak kuat? Ara sakit?" tanya mama khawatir.

Mendengar itu, Ara kembali diam. Dia sebetulnya masih kuat. Toh, sudah seminggu belakangan Ara selalu puasa penuh. Dia hanya kesal karena mama tidak memberinya uang seperti mamanya Heni.

"Ara mau puasa penuh asal mama kasih uang sepuluh ribu seperti Heni," ujar Ara pelan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun