Percayalah, prihal pilihan tempat belanja yakni mau belanja di pasar tradisisonal atau pasar modern bagi sebagian orang termasuk topik yang sensitif. "Serius, lo, Yan!" lha iya serius. Topik ini kadang setara dengan problem Ibu Rumah Tangga VS Ibu Pekerja yang kayaknya sampai Indonesia turun salju pun tetap jadi topik panas untuk diperbincangkan, terutama di jagat sosial media.
"Eh elo, belanja di mall mulu! Kapan mau menyokong perekonomian lokalnya?" sahut si A.
Di sisi lain, si B berkata, "lha kok elo sewot? Emang kenapa kalau gue belanja di mall? Lha wong duit-duit gue sendiri! Gue berhak dong pilih tempat belanja yang nyaman?"
Nah loh, perbincangan yang tadinya santai itu berubah jadi obrolan serius yang sangat mungkin berujung kericuhan. Lantas, saya sendiri bagaimana? Hmm, saya sih ambil jalur tengah ya! Saya, sih nggak menjadikan salah satu jenis pasar sebagai tolak ukur. Mau belanja di mall hayok, mau di pasar tradisional juga siapa takut. Terlebih, menjelang lebaran kayak gini, ya dikombinasikan saja.
Belanja Baju di Mall
"Mana yang lebih lengkap, berbelanja di pasar atau mall?" Tanya saudara saya suatu kali. Well, jawabannya mudah. Ya tergantung mall dan pasarnya. Juga tergantung mau belanja apanya. Jika di mall, rata-rata sih memang sudah tersedia. Tapi tetap saja ada item yang hanya ada di pasar tradisional, dan ada item yang hanya ada di mall.
Untuk pakaian, saya kira masing-masing menyediakan. Tinggal mau pilih yang mana. Nah, bagi saya pribadi, untuk belanja pakaian ini, saya lebih memilih belanja di mall. Kenapa?

Untuk aspek lain seperti harga, adanya diskon atau kelengkapan model pakaian, saya kira baik di pasar tradisional dan modern sama saja. Gak melulu baju yang dijual di mall itu mahal, loh. Favorit saja malah gerai baju merek Superr T yang ada di Matahari dimana sepanjang tahun ada promo beli 2 gratis 1 hehehe. Belanja di pasar tradisional yang kesannya murah juga belum tentu ditemui. Jika nggak bisa nawar ya tetap dapat harga mahal.
Saya sudah cerita kan di tulisan sebelumnya tentang OOTDÂ bahwa saya bukan brand minded? Yang penting itu nyaman dan murah-rah-rah hahaha. Â --dasar kere! Hwhw.
Belanja Sembako di Pasar Becek
Haha, kenapa ya, saya selalu membayangkan pasar tradisional itu biasanya becek. Padahal, ya nggak begitu. Banyak pasar tradisional yang kini secara tampilan jauh lebih nyaman bahkan di area penjualan daging (ikan, ayam, sapi)nya.
Di rumah, saya termasuk dalam jejeran "ojek" favorit ibu saya hehe. Saya selalu senang jika diminta untuk menemani beliau ke pasar tradisional. Dari beli sayur, buah hingga milih ikan di lapak di ujung pasar juga hayo.

Untuk bahan makanan tradisional, sesuai namanya, jelas pasar becek lebih unggul ketimbang supermarket gede yang ada di mall. Tapi bagi yang cari bahan makanan modern, ya jelas di supermarket lebih lengkap tersedia. Sekali lagi, sesuai kebutuhan saja.
Pesan Kue Lebaran ke Tetangga
Ibu saya yang jago masak itu juga bisa bikin kue. Tapi, demi alasan kepraktisan dan karena keterbatasan waktu, untuk kue-kue kering dan basah, biasanya ibu saya memesan lewat tetangga atau kenalan. Sesekali juga beli di pasar tradisional atau modern jika kue yang diinginkan tidak tersedia. Ya, tergantung seketemunya di mana. Jadi gak melulu pertimbangannya harga, sih. Jika selisih dikit ya langsung aja dibeli ketimbang efford lebih banyak gonta-ganti pasar.
Alhamdulillah, hidup di kampung kayak gini banyak tetangga yang "mendadak" berjualan aneka kue. Harganya juga lebih murah karena jelas si tetangga gak perlu bayar sewa lapak di pasar/mall, bukan? Dengan membeli di tetangga juga ada perasaan guyub, saling bantu dan tolong menolong sehingga hubungan antar tetangga juga makin harmonis. InsyaAllah.

Belanja zaman now tidak terlepas dari keberadaan para pedagang online yang "menjamur" di dunia maya. Untuk beberapa item, saya juga biasa menggunakan cara ini untuk berbelanja. Sah-sah saja, semua ada plus dan minusnya.
Bagi yang gak butuh banyak waktu, bisa belanja modal klik-klik, langsung deh barang datang. Risikonya kadang barang yang diinginkan tidak sesuai espektasi. Bisa sih dikembalikan, tapi butuh waktu dan biaya lagi. Niatnya beli baju lebaran eh karena salah ukuran atau produk cacat, jadinya batal deh pakai baju lebaran baru hehehe.
Namun, tak ubahnya toko konvensional, kadang belanja online itu promonya jauh lebih menarik dan banyak. Jika tergoda, ya silakan saja haha, asal jangan sampai kalap sehingga uang THR-nya keburu habis dan sampai kelupaan untuk berderma.
Sekali lagi, masing-masing dari kita punya spot berbelanja yang favorit. Mau dimanapun itu, silakan saja selagi memang sesuai dengan apa yang kita butuhkan.
Kamu sendiri, lebih suka belanja di pasar tradisional atau modern?

- "Yoga di Saat Sahur, Eh Bukannya Yoga Itu Diharamkan?"
- HL : 5 Alasan untuk Menolak Ajakan Buka Bersama
- Gagal Menangis di Masjid Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang
- HL : Kocaknya Memperkenalkan Ibadah Puasa ke Seorang Bule
- Cara Jomblo "Merayakan" Romantisme Ramadan
- Jangan Jadi Muslim Cemen! Stop Aksi "Sweeping" Rumah Makan Saat Ramadan
- Ada (Banyak) Cinta di Meja Makan
- Jangan Lakukan 5 Hal Ini Saat Berbelanja di Pasar Beduk
- Pengalaman Hidup dari Si Tukang Pijat Mualaf
- [Cerpen Anak] Ketika Ara Mogok Puasa
- HL : Tren "OOTD" di Sosial Media. Bagi-bagi Inspirasi atau Cari Sensasi?
- Dibuat Tak Berdaya oleh Es Kacang Merah
- Dari Ngupil Hingga Keluar Cairan "Precum", Ini Dia Beberapa Mitos Seputar Puasa Ramadan
- Ini Nih Serunya Puasa Ramadan Anak Generasi 90-an
- HL : Tolong, Berhentilah Membangunkan Orang Lain untuk Sahur
- Kisah Mengharukan Si Buta dan Si Bisu Ketika Ingin Mudik Lebaran
- Ketika "Bingkisan" Terindah Hari Raya itu Adalah Marahnya Seorang Ibu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI