Mohon tunggu...
Okti Nur Risanti
Okti Nur Risanti Mohon Tunggu... Penerjemah

Hai, saya Okti. Menulis adalah upaya saya untuk mempraktikkan misi mandat budaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Klub Buku: Nongkrong Bareng Berkualitas

11 Juni 2025   09:09 Diperbarui: 12 Juni 2025   07:06 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: Klub buku (Unsplash - Toa Heftiba)

Pernah nonton film atau membaca buku yang bercerita atau berlatar tentang klub buku?

Nah, buat (sebagian) penggemar buku, menemukan klub buku semacam itu di wilayah tempat tinggalnya bisa jadi merupakan semacam anugerah atau berkah. Mengapa?

Yah, sebab dengan budaya literasi kita yang masih rendah, menemukan orang yang hobinya membaca saja sudah cukup sulit. Menemukan orang yang suka baca buku sekaligus suka diskusi tentang buku dan kepenulisan pasti lebih jarang lagi. Jadi, menemukan klub buku supaya bisa diskusi bareng soal buku, kepenulisan, dan hal-hal di seputarnya otomatis juga akan cukup sulit karena komunitas ini tidak akan selalu ada di setiap daerah.

Jujur saja deh. Kebanyakan dari kita, apalagi generasi muda, cenderung akan lebih suka melihat gambar, membaca caption (pendek), dan melihat video atau semua yang bersifat grafis dibanding membaca artikel apalagi buku yang tebal. Kalau pun ada yang suka membaca di dalam lingkaran komunitas kita, pasti bisa dihitung dengan jari (sebelah) tangan. Klub bersepeda, klub pecinta alam, klub catur, klub jalan-jalan, klub kulineran, dsb., jumlahnya banyak dan pasti ada di setiap kota atau daerah. Tapi, klub buku?

Mendengar namanya saja mungkin kebanyakan orang sudah buru-buru melabel bahwa ini adalah komunitas yang membosankan karena isinya adalah kumpulan nerd atau kutu buku yang notabene bukan hobi mayoritas orang Indonesia. Padahal, itu anggapan yang salah. Klub buku bisa jadi ajang komunitas yang sangat menarik dan mengasyikkan, dan seharusnya digalakkan di berbagai daerah. Ngomong-ngomong soal meningkatkan literasi, klub buku ini bisa juga jadi salah satu wadah untuk mendorong minat banyak orang agar makin gemar membaca.

Paulo Freire, seorang tokoh pendidikan dari Brazil pernah menyatakan bahwa dialog adalah model komunikasi yang alami untuk belajar. Dalam dialog, setiap orang berlaku sebagai mitra yang sejajar. Inilah yang memungkinkan setiap orang untuk belajar dan berproses bersama. Tidak ada hierarki atau orang yang lebih "tinggi" di sana. Nah, dalam konteks tersebut, klub buku bisa berfungsi sebagai wadah buat para anggota untuk berdialog atau belajar tentang topik atau objek yang menjadi ketertarikan bersama. Di dalamnya, kita bisa belajar bersama tanpa harus saling menggurui atau merasa lebih "rendah"  maupun lebih "tinggi" dibanding yang lain. Modalnya hanya satu: mau membaca buku dan bersedia membagikannya dalam sharing atau proses diskusi dengan anggota yang lain.

Selain "dipaksa" untuk membaca, anggota klub buku juga akan didorong untuk berpikir kritis, mengemukakan pendapat, berdiskusi, serta meningkatkan keterampilan sosial dalam interaksi dengan anggota yang lain. Kita akan belajar untuk mendengar, menerima serta memberi masukan, bahkan berargumen dengan anggota yang lain melalui berbagai topik yang terkait dengan isi buku, penulis, gaya penulisan, literasi, dsb. Kegiatan membaca buku dengan demikian ditingkatkan levelnya bukan hanya menjadi sarana untuk memperluas pengetahuan/wawasan, tetapi juga untuk berbagi ide, pemikiran, bahkan memberi kritik sesuai konteks.

FYI, selain hal-hal di atas, klub buku juga bisa kok jadi wadah yang fun untuk jalan-jalan, kulineran, bahkan menemukan teman atau sahabat yang asik. Tentu saja, ini juga tergantung dari kreativitas dan visi misi dari pegiat klub buku. Kalau mau menjadikan klub buku sebagai komunitas yang tidak membosankan, kegiatan temu anggota bisa dilakukan di tempat yang asyik dan dengan cara-cara atau agenda yang menarik.

Tapi, balik lagi pada tujuan klub buku yang adalah untuk mendorong dan meningkatkan minat baca serta memperdalam pemahaman tentang berbagai isu melalui diskusi dan analisis anggotanya, maka sebaiknya kita juga jangan berharap kalau klub buku ini akan menjadi semacam ajang hore-hore atau ketemuan untuk fun semata. Jalan-jalan, kulineran, atau mungkin agenda jeng-jeng lain harus dipandang sebagai "bonus" atau agenda sampingan buat anggota agar tidak jenuh dan bosan dengan kegiatan baca buku, sharing, dan diskusi.

Tentu saja, akan lebih asyik kalau kita bisa menemukan teman-teman yang se-frekuensi dalam klub buku. Nah, jika memang itu yang menjadi tujuannya, maka klub buku bisa dibentuk oleh sekelompok teman atau mereka yang sudah saling mengenal sebelumnya dan punya hobi membaca plus diskusi. Dengan demikian, mereka bisa mengadakan kegiatan membaca buku dan berdiskusi berdasarkan kesepakatan yang dibuat sebagai aturan main bersama. Dalam komunitas semacam ini, tentu keanggotaannya bersifat relatif tertutup dan eksklusif karena memang tujuannya bukan untuk membuat komunitas besar dan terbuka.

Bersama teman-teman yang suka baca buku, membentuk klub buku mungkin merupakan satu ide yang berguna untuk hang out dengan cara berkualitas. Dibanding hanya ngumpul dengan cara jalan-jalan, jajan, nongkrong di cafe, atau melakukan kegiatan konsumtif dan hedon lainnya, mengapa ga baca buku dan diskusi bareng aja bersama mereka? Dengan begitu, sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Ngumpulnya dapet, nambah wawasan dan ketrampilan, lebih ekonomis, plus ga perlu hedon, ghibah, atau bergosip yang sifatnya kurang produktif. Cukup ketemuan di tempat yang tidak berbayar (rumah teman/anggota klub buku, public space, atau tempat-tempat yang gratis di alam), bawa makanan dan minuman masing-masing atau malah pakai sistem potluck. Asyik dan praktis kan?

So, tertarik untuk gabung di klub buku atau malah membentuk klub buku bareng teman-teman yang juga suka baca buku?

Coba saja cari klub buku yang ada di daerah kita masing-masing atau diskusi bareng teman-teman yang se-frekuensi untuk membuat klub buku. Tidak perlu muluk-muluk dulu. Yang penting, kita bisa terus konsisten dan enjoy dalam menjalaninya. Lagipula, daripada mager atau kena brain rot karena mantengin medsos melulu, lebih baik kan menghabiskan waktu dan ngumpul bareng dengan cara yang berkualitas. Dan, gabung atau membentuk klub buku bisa jadi ide yang sangat berguna buat kamu, pecinta buku.

Yuk, dicoba :-)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun