Kasus Dasar Perhitungan PPh 21
Untuk memudahkan perbandingan, mari kita gunakan contoh kasus yang sama:
- Status Karyawan: K/3 (Kawin dengan 3 tanggungan) PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) Tahunan = Rp67.500.000
- Gaji Bulanan: Rp10.000.000
- Gaji Setahun: Rp120.000.000
Langkah Awal: Menghitung PKP dan Pajak Dasar
Sebelum masuk ke metode, kita hitung dulu besaran Pajak Penghasilan Kena Pajak (PKP) dan PPh 21 terutang setahun (sebagai acuan):
- Penghasilan Bruto Setahun: Rp120.000.000
- Dikurangi PTKP (K/3): Rp67.500.000
- Penghasilan Kena Pajak (PKP):Â Rp120.000.000 - Rp67.500.000 = Rp52.500.000Â
Karena PKP sebesar Rp52.500.000 masih berada di lapisan tarif PPh 21 terendah (saat ini 5% untuk PKP hingga Rp60.000.000), maka:
- Pajak Setahun: Rp52.500.000 x 5% = Rp2.625.000
- Pajak Per Bulan (PPh 21):Â Rp2.625.000 / 12 = Rp218.750Â
Nilai Rp218.750 ini adalah beban PPh 21 bulanan yang akan menjadi variabel utama dalam ketiga metode :
1. Gross Method (Metode Bruto).
Metode Gross adalah metode yang paling sederhana dan umum. Dalam metode ini, karyawan menanggung seluruh beban PPh 21 .
KeteranganNominal
Gaji BrutoRp10.000.000PPh 21 DipotongRp218.750Take Home Pay (THP)Rp9.781.250 (Rp10.000.000 - Rp218.750)Beban PerusahaanRp10.000.000 (Hanya gaji karyawan)
Keunggulan: Beban pajak ditanggung penuh oleh karyawan, sehingga beban gaji bagi perusahaan sama dengan gaji bruto. Kelemahan: THP karyawan lebih rendah karena dipotong pajak.
2. Nett Method (Metode Bersih)