Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Cerdaslah Menjadi Wisatawan

13 Juli 2020   08:43 Diperbarui: 13 Juli 2020   09:41 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang Pria membersihkan Pantai, wisatan yang mandi di bibir pantai dan menaiki karang . Dokpri

mereka menjawab " yah, karena banyak yang datang (Wisatawan) mandi kase rusak karang ( menginjak karang hingga rusak) dan kadang dong pe sampah tr buang di tampa sampa ( sampah mereka tidak dibuang di tempat sampah" ujar mereka

Saya benggong...

"Sekarang sudah ada tukang sapu yang digaji pemerintah desa akan tetapi mereka sering kewalahan,karena tiap hari libur selalu saja bangak sampah" lanjut mereka.

"lantas yang dilakukan terhadap karanf-karanf ini bagimana," tangaku

"oh sekarang kami sudah melarang mereka mandi di sekitar karang. apalagi sekaranf kami sudah mulai melakukan penanaman karang (tranplantasi karang)",ujar mereka.

Ditengah Tumpukan sampah. Dokpri
Ditengah Tumpukan sampah. Dokpri
Saya lega mendengar ucapan mereka. Setidaknga masih ada harapan dan keprihatinan dari warga. Walaupun masih banyak fasilitas yang rusak haris diperbaiki karena memerlukan biaya mahal.

Selain Maitara, salah satu potensi wisata yang saga kunjungi ialah pantai Dodola. Pantai yang terletak dk Kabupaten Pulau Morotai. Pantai ini menjadi surganya wisata dunia yang terletak di bibir pasifik. 

Semenjak Sail Morotai di era Presiden Susiolo Banbang Yudoyono, Morotai menjadi destinasi wisata Indoenesia Timur yang di Buru. Jika anda senang dengan kisah perang dunia II maka salah satu base bukti sejarahnya ada disini. Dimana Jendral Mc. Artur pernah menduduki pulau ini dan mengatur strategi perang. Buktinya bisa di kunjungi Pulau Zum-Zum dimana patung Mc.Artur berdiri gagah.

Di Pantai Dodola, segala fasilitas yang dulu menajdi kemegahan sekarang tak terurus. Bahkan persoalan sampah menjadi sesuatu yang tak bisa di pecahkan dan tak mendapat kepedulian sama sekali. 

Walaupun, ada penduduk lokal dari seberang pulau yang secara sukarela mengunjungi dan melakukan pembersihan. Bahkan,sampah-sampah plastik sering diangkut oleh mereka dan dibawa pulang. Sungguh sesuatu yang sangat miris. Selama disini, saya hanya terbengong-bengong dengan perilaku membuang sampah di depan mata.

Persoalan ini menjadi catatan penting. Terutama syaa sendiri sebagai wisatawan. Perilaku semborono yang bagi kita biasa-biasa saja justru berdampak besar pada lingkungan,ekologi dan orang-orang disekitar yang di rugikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun