mereka menjawab " yah, karena banyak yang datang (Wisatawan) mandi kase rusak karang ( menginjak karang hingga rusak) dan kadang dong pe sampah tr buang di tampa sampa ( sampah mereka tidak dibuang di tempat sampah" ujar mereka
Saya benggong...
"Sekarang sudah ada tukang sapu yang digaji pemerintah desa akan tetapi mereka sering kewalahan,karena tiap hari libur selalu saja bangak sampah" lanjut mereka.
"lantas yang dilakukan terhadap karanf-karanf ini bagimana," tangaku
"oh sekarang kami sudah melarang mereka mandi di sekitar karang. apalagi sekaranf kami sudah mulai melakukan penanaman karang (tranplantasi karang)",ujar mereka.
Selain Maitara, salah satu potensi wisata yang saga kunjungi ialah pantai Dodola. Pantai yang terletak dk Kabupaten Pulau Morotai. Pantai ini menjadi surganya wisata dunia yang terletak di bibir pasifik.Â
Semenjak Sail Morotai di era Presiden Susiolo Banbang Yudoyono, Morotai menjadi destinasi wisata Indoenesia Timur yang di Buru. Jika anda senang dengan kisah perang dunia II maka salah satu base bukti sejarahnya ada disini. Dimana Jendral Mc. Artur pernah menduduki pulau ini dan mengatur strategi perang. Buktinya bisa di kunjungi Pulau Zum-Zum dimana patung Mc.Artur berdiri gagah.
Di Pantai Dodola, segala fasilitas yang dulu menajdi kemegahan sekarang tak terurus. Bahkan persoalan sampah menjadi sesuatu yang tak bisa di pecahkan dan tak mendapat kepedulian sama sekali.Â
Walaupun, ada penduduk lokal dari seberang pulau yang secara sukarela mengunjungi dan melakukan pembersihan. Bahkan,sampah-sampah plastik sering diangkut oleh mereka dan dibawa pulang. Sungguh sesuatu yang sangat miris. Selama disini, saya hanya terbengong-bengong dengan perilaku membuang sampah di depan mata.
Persoalan ini menjadi catatan penting. Terutama syaa sendiri sebagai wisatawan. Perilaku semborono yang bagi kita biasa-biasa saja justru berdampak besar pada lingkungan,ekologi dan orang-orang disekitar yang di rugikan.