Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Cerdaslah Menjadi Wisatawan

13 Juli 2020   08:43 Diperbarui: 13 Juli 2020   09:41 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang Pria membersihkan Pantai, wisatan yang mandi di bibir pantai dan menaiki karang . Dokpri

Sambil menikmati kopi, mata saya terpana pada beberapa orang di depan saya yang sedang mandj alias batobo bahasa lokal. Tak ada yang salah, namun kekesalan saya muncul ketika mereka berenang ke tengah karang dan menginjak karang-karang hidup yang ada disekitar. 

Mereka dan karang demi sebuah foto. Dokpri
Mereka dan karang demi sebuah foto. Dokpri
Berbekal alat snorkling nampak sekitar 6 orang yang bermain di atas karang. Di pantai bagian kiri juga sama, banyak dari mereka yang begitu menikmati pantai batobo sembari berenang ke tepian karang.

Mata saya kemudian terpaku pada seorang pria. Waega kampung sini yang juga membuka warung kecil tepat di pantai ini. Ia, nampak mengumpulkan batu-batu kecil dan sampah yang berserakan di sekitar bebatuan. 

Batu-batu kecil ia kumpulkan satu tempat membentuk tanggul kecil agar ombak tidak menyapu pasir-pasir. Dan sampah ia kumpulkan ke karung.

Saya kemudian memulai obrolan, bertanya maksud ia membuat tanggul tersebut. Katanya, sejak karang rusak karena banyaknya wisatawan berdampak pada abrasi. Dulu,5 tahun lalu range antara pasir dengan bibir pantai masih jauh. Namun sekarang tinggal 2 meter bahkan ketika air pasang bisa sampai menyentuh tiang2 warung.

Pemandangan Pantai dan Pembangunan Talud
Pemandangan Pantai dan Pembangunan Talud
Sedangkan sampah menjadi masalah utama. Padahal menurutnya baik pemerintah dan mereka sudah menyediakan tempat sampah namun perilaku membuang sampah justru menjadi-jadi. Samoah bekas yang saya liat ialah sampah plastik. Samoah yang menjadi masalah utama di Indonesia. Bahkan, tak jarang sampah-sampah ini menjadi penyebab kerusakan karang.

Setelah 3 jam saya memutuskan pulang dan disepanjang perjalanan ke tempat parkir saya menemukan begitu banyak sampah yang terselip di bebatuan. Sungguh kondisi yang sangat miris.

Kondisi ini tidak hanya terjadi di Pantai ini, hampir semua pantai wisata bahkan spot wisata di pegunungan juga sama. Selain di Kota Ternate, saya juga menemukan kondisi ini di pantai lain.

Pantai Pulau Maitara atau yang di kenal dengan pantai tempat wisata uang seribu. Karena pulau ini pernah menjadi latar belakang uang seribu lama. Kebetulan saya yang hobi mancing memilih pulau maitara untuk mancing dan sekaligus kemping. Aktivitas ini daya lakukan satu bulan sekali pada pantai yang berbrda-beda. 

Disini saya begitu banyak fasilitas yang rusak baik sengaja maupun tidak sengaja. Dari Kamar mandi hingga pantai dan karang. Saya penasaran dan kemudian mengulik pada warga sekitar. Kebetulan, beberapa pemuda desa malam itu datang bersilaturhmi. Saya kemudian membuat kopi dan memulai obrolan.

Karang dan Pantai Maitara. Dokpri
Karang dan Pantai Maitara. Dokpri
Bang,dulu waktu saya kesini pantai masih bagus sekarang kenapa hancur seperti ini? tanyaku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun