Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menjadi Ayah adalah Anugerah

19 April 2024   06:35 Diperbarui: 19 April 2024   06:57 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menjadi ayah adalah anugerah. (Freepik.com)

Alfan duduk di bangku taman, di kawasan jalan Ijen Kota Malang, menghirup udara sejuk di sore hari. Temannya, Bayu, duduk di sampingnya, sibuk dengan ponselnya.

"Kau serius, Fan? Berkeliling dunia, tanpa pikiran untuk punya anak?" tanya Bayu, setengah tidak percaya.

"Serius, Yu. Aku menikmati kebebasanku," jawab Alfan, sambil memandang langit yang mulai meredup. "Menjadi ayah itu... itu seperti mengikat diri dengan sejuta tanggung jawab yang tak pernah berakhir."

Bayu tertawa kecil. "Kau bicara seperti orang tua kita dulu. Ingat tidak, sore-sore di musim kemarau, kita sering ikut ayahmu memancing di Waduk Selorejo?"

Alfan mengangguk, senyum tipis terbentuk di bibirnya. "Ayah selalu bilang, memancing itu ibarat menunggu momen dalam hidup. Kadang harus sabar untuk mendapatkan yang terbaik."

"Dan kau ingat apa yang ayahmu selalu katakan tentang menjadi ayah?" tanya Bayu, mencoba menarik perhatian Alfan dari kenangan lalu.

Alfan mendesah. "Dia bilang itu anugerah terbaik dalam hidupnya. Tapi aku... Aku tak yakin aku bisa seperti dia."

Bayu menepuk bahu Alfan, "Waktu akan menjawabnya, Fan. Mungkin suatu hari nanti pandanganmu akan berubah."

Mereka berdua terdiam, menikmati keheningan yang hanya sesekali terpecah oleh suara anak-anak bermain di kejauhan. Malam mulai turun, dan lampu-lampu di taman mulai menyala, mengusir perlahan bayang-bayang senja.

"Bagaimana kalau kita lakukan perjalanan itu bersama, sebelum kau memutuskan untuk jadi ayah atau tidak?" usul Bayu, mencoba meringankan suasana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun