Setelah membaca pesan-pesan itu, Rey langsung teringat dengan sahabatnya, Dino. Ia langsung menelpon Dino, tetapi usahanya sia-sia karena Dino tak kunjung mengangkat teleponnya. Â Rey merasa sangat khawatir, hingga akhirnya ia langsung pergi ke rumah Dino dengan mengendarai motormya. Setelah sampai, ia langsung mengetuk rumah Dino.
"Assalamualaikum !!!!!" Ujar Rey sambil terus mengetuk pintu rumah Dino hingga akhirnya ibu Dino membukakan pintu.
"Ibu, apakah Dino ada di kamar ?"
"Ya, dia belum bangun sepertinya. Ada apa nak pagi-pagi buta seperti ini ke sini ?"
"Oh saya ingin mengambil buku saya yang dipinjam Dino kemarin. Apakah saya boleh masuk ke kamar Dino ?" Jelas Rey yang menggunakan alasan tersebut agar ia bisa memastikan keadaan Dino di dalam kamar.
"Tentu saja."
Kemudian Rey masuk ke rumah Dino dan langsung membuka kamar Dino. Alangkah terkejutnya Rey ketika mendapati Dino tidak berada di dalam kamarnya.
"Dino, ke mana kamu. Tolong jangan membuatku khawatir." Gumam Rey.
Lalu Rey langsung menggeledah kamar Dino karena menurutnya Dino mungkin sedang sembunyi hingga akhirnya ia menemukan sebuah surat yang berada di atas meja belajar Dino. Dengan tangan yang bergemetar, Rey membuka surat itu secara perlahan-lahan.
"Mungkin ini hal terakhir yang bisa Dino tinggalkan sebelum Dino pergi ke dunia yang berbeda. Hari-hari Dino sudah seperti layaknya neraka. Banyak penyiksaan, perundungan, dan cemoohan yang terus berdatangan silih berganti. Dino telah berjuang dalam waktu yang lama untuk melewati itu semua dan mencoba untuk bertahan.Â
Terima kasih untuk Rey yang selalu berada di sisi Dino, yang selalu menghibur, melindungi, menemani, dan menguatkan Dino baik di saat Dino terpuruk maupun tidak. Terima kasih untuk orang tua Dino yang membuat Dino bisa berada di dunia yang dipenuhi dengan berbagai macam sifat orang ini.Â