Suara azan membangunkan kami sekeluarga untuk melaksanakan salat subuh. Aku dibangunkan oleh bundaku. Bundaku memiliki sifat yang tegas tetapi penyayang. Aku pun segera bangun sebelum dimarahi bundaku. Aku berwudu dan bersiap-siap melaksanakan salat subuh di masjid. Setelah salat subuh di masjid, aku pun pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, aku langsung menonton televisi. Saat menonton televisi aku sudah merasa ngantuk, tetapi aku berusaha menahan diri untuk tetap menonton. Karena tidak tahan lagi, akhirnya aku pun tertidur.
Pukul 10.00 pagi aku dibangunkan oleh bunda untuk memakan sarapan yaitu lontong pecel . Sarapan itu membuat perutku kenyang dan memberiku tenaga untuk membantu bunda membersihkan rumah.
Saat membersihkan rumah, aku memutar lagu favoritku. Waktu berlalu dengan cepat, rumah pun sudah bersih dan tersusun rapi. Hatiku senang melihat rumah yang sudah bersih.
Setelah membersihkan rumah, aku beristirahat sambil bermain handphone. Setelah beristirahat cukup lama, aku pun mandi dan melaksanakan salat zuhur di rumah.
Usai salat zuhur, aku bersiap-siap untuk pergi bermain bersama temanku. Saat aku hendak berangkat, aku meminta izin kepada bundaku. Namun, bundaku tidak mengizinkan. Aku sudah memohon agar diizinkan, tetapi tetap tidak diperbolehkan.
Aku sangat kesal dan membantah semua ucapan bundaku. Bundaku tetap memarahiku walaupun aku melawan. Bundaku pun kesal karena sikapku. Akhirnya kami saling mendiamkan diri selama sehari tanpa sapa.
Pada awalnya aku merasa biasa saja karena aku menuruti egoku. Aku merasa tidak bersalah karena bukan aku yang marah secara tiba-tiba. Namun, lama-kelamaan aku merasa janggal karena sudah sehari tidak bertegur sapa.
Aku merasa bersalah karena melawan bundaku saat itu. Dengan penuh kesadaran, aku pun mendatangi bundaku untuk meminta maaf. Saat meminta maaf, air mataku tiba-tiba menetes. Aku menangis sambil memeluk bundaku dengan hangat. Bundaku memaafkanku dengan tulus.
Aku pun belajar menahan amarah dan lebih sabar ketika menghadapi orang tua. Aku mulai menyadari bahwa nasihat orang tua selalu datang dari rasa sayang dan ingin melindungi anaknya. Walaupun terkadang terasa tidak menyenangkan, sebenarnya semua itu demi kebaikan diriku sendiri.
Dari situlah aku sadar bahwa ucapan orang tua harus didengarkan. Janganlah kamu melawan ucapan orang tuamu karena di balik itu ada hikmah baik yang menyelamatkan.