^^^^^^^
Tanah Haram Mekkah. Mbah Rukmo memasuki gerbang masjidil Haram.
"Ya Allah, Alhamdulillah kau izinkan aku bersimpuh di rumah-Mu."
Delapan hari Mbah Rukmo memuas-muaskan diri ibadah, zikir dan doa. Suatu hari selesai melaksanakan seluruh untaian ibadah di Tanah Haram itu, suatu pagi sesudah sholat sunnah, Mbah Rukmo duduk di dekat makam Nabi di Raudah. Dia mendoakan semua kebaikan demi dirinya, istrinya, anak dan cucunya Tiba-tiba dilihatnya Wardana di hadapannya sedang ditarik oleh cahaya putih ke atas sambil berteriak memanggil.
"Bapak .... Bapak .... Bapak ...." teriakannya begitu memilukan sampai-sampai dada Mbah Rukmo sesak. Teriakannya semakin terdengar pedih dan perih sekali.
"Ya Allah, ada apa dengan anakku, Wardana. Selamatkanlah ia Ya Allah. Selamatkanlah ...."
Dalam keadaan bingung ia pulang ke maktab dan segera menelepon Yuni.
"Ya Pak. Mas Wardana kecelakaan, Pak. Dia dari tadi memanggil-manggil nama Bapak terus. Doakan, Pak."
Jleb!!! Mbah Rukmo menangis.
"Ya Allah pertemukan aku dengan anakku. Selamatkanlah ia. Aku tak pernah marah padanya. Beri kesempatan kepadanya menjadi manusia yang lebih alim dan abid kepada-Mu Ya allah." Esoknya selesai ibadah umroh Mbah Rukmo langsung menuju rumah sakit. Enam jam Wardana melewati masa kritisnya. Dan ia menangis keras-keras dalam pelukan Mbah Rukmo.
Tamat