Ketiganya beranjak meninggalkan tempat. Mbah Rukmo gelisah. Ia masuk ke dalam kamar. Dibaringkannya tubuh renta di atas kasur.
Mbah Rukmo berbisik. "Bu, Beginilah aku tanpamu."Â
Mbah Rukmo tertidur sambil menangis seiring gumamannya.
"Labbaikalla humma labbaik. Labbaika laa syariika laka labbaik ..."
Keesokan paginya Mbah Rukmo sibuk dengan kayu, triplek, paku, martil, gergaji, dan lain-lain.
Tak...tok...tak...tok!
Srek...srek...srek!
Hal tersebut segera menarik perhatian cucunya.Â
Denis ingin tahu, "Buat apa Mbah?"
Mbah Rukmo hanya tersenyum.
"Aku yang maku ya, Mbah?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!