Ketika ku menatap bangku kosong di seberang, tiba-tiba di otakku membayangkan bapak duduk di sana, tersenyum dan melambaikan tangannya kepadaku. "Bapak, engkau benar-benar sudah pulang," bisikku pelan, menahan air mata.
Kereta ini tetap melaju, kampung halaman semakin mendekat. Tapi yang tertinggal akan selalu tertinggal, kenangan yang tak bisa dibeli dengan tiket, dan tak bisa direservasi lewat aplikasi. Kenangan yang hanya bisa dihidupkan kembali lewat hati anakmu yang selalu merindu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI