Mohon tunggu...
Nuraga Kita
Nuraga Kita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulis adalah seni untuk mengekalkan diri

Suatu ruang untuk berbagi kisah, Cerita dan cinta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bukan Pujangga

15 Desember 2022   21:27 Diperbarui: 15 Desember 2022   22:11 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rintik hujan. Via Pixabay.com

Dibawah ini tertulis sebait syair
Tentang pemuda yang sedang nelangsa
Saat tapak kaki lekas membekas
Peluh lelah mengucur deras

Ia melangkah menyusuri setapak
mencari rimbun tuk sekedar bersajak
Dalam aksara Waktu ia memberontak
pena runcing mengukir pada secarik wangi semerbak

Ia seorang sudah lebih mewakili pergumulan pada pendalaman kecil
segenggam hati yang mudah rapuh 
tak lebih dari pada besar tekadnya dalam sederet puisi

Untuk yang kesekian kali
frasa mengisi ruang kendali
klausa tak sampai hati 
kalimat itu tersusun berkali-kali 
seperti pergulatan hidup tiada henti

Ialah seorang tersangka pujangga
Tak lebih, ia tak pernah merasa demikian 

Nuragakita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun