Dibawah ini tertulis sebait syair
Tentang pemuda yang sedang nelangsa
Saat tapak kaki lekas membekas
Peluh lelah mengucur deras
Ia melangkah menyusuri setapak
mencari rimbun tuk sekedar bersajak
Dalam aksara Waktu ia memberontak
pena runcing mengukir pada secarik wangi semerbak
Ia seorang sudah lebih mewakili pergumulan pada pendalaman kecil
segenggam hati yang mudah rapuhÂ
tak lebih dari pada besar tekadnya dalam sederet puisi
Untuk yang kesekian kali
frasa mengisi ruang kendali
klausa tak sampai hatiÂ
kalimat itu tersusun berkali-kaliÂ
seperti pergulatan hidup tiada henti
Ialah seorang tersangka pujangga
Tak lebih, ia tak pernah merasa demikianÂ
Nuragakita.