Program Kepemimpinan Sekolah dirancang dalam beberapa tahapan kunci. Setelah memenuhi persyaratan administratif, peserta akan menjalani pelatihan selama 110 jam, dilanjutkan dengan on the job learning di sekolah-sekolah, dan ditutup dengan sesi refleksi serta presentasi praktik baik.
Pendekatan ini memberi ruang bagi para calon pemimpin sekolah untuk belajar langsung dari tantangan di lapangan, bukan sekadar menerima materi teoritis di ruang pelatihan.Â
Proses refleksi bertujuan memperkuat kesadaran kritis dan inovasi dalam menyelesaikan persoalan nyata di satuan pendidikan masing-masing.
Tak Hanya Kepala Sekolah, Juga Pengawas dan Tenaga Kependidikan
Berbeda dengan pendekatan sebelumnya, PKS juga memperluas cakupannya ke pengawas sekolah dan tenaga kependidikan lainnya.Â
Artinya, penguatan kapasitas tidak lagi berpusat hanya pada individu kepala sekolah, tetapi melibatkan seluruh ekosistem yang mendukung penyelenggaraan pendidikan.
Dengan strategi ini, diharapkan tercipta sinergi antarpihak yang mempercepat perbaikan mutu layanan pendidikan secara menyeluruh, baik di perkotaan maupun wilayah tertinggal.
Apa yang Berbeda dari Program Sebelumnya?
Jika Program Guru Penggerak sebelumnya menekankan pada penguatan karakter dan inspirasi, PKS mengedepankan kompetensi profesional dan rekam jejak kinerja.Â
Proses seleksi lebih ketat, berbasis kebutuhan lapangan, dan setiap peserta harus menunjukkan kemampuan mengelola perubahan serta memimpin dengan pendekatan kolaboratif dan berintegritas.
Langkah ini mencerminkan pergeseran paradigma dari sekadar pemimpin administratif menjadi pemimpin transformasional yang adaptif dan tangguh.