Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Antara Harga Tiket dan Harga Hati, Cerita Mudik Yang Tak Lekang Oleh Waktu

27 Maret 2025   06:00 Diperbarui: 27 Maret 2025   05:28 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika tahun lalu mudik membawa kisah pertemuan dengan orang di masa lalu, tahun ini justru sedikit diwarnai kekecewaan. 

Padatnya pekerjaan membuat kami baru bisa mudik di H-1 Lebaran. Ini bukan hanya soal harga tiket yang lebih mahal, tapi juga rasa sesak di dada karena kehilangan momen berharga bersama keluarga lebih awal.

Biasanya, saya sudah tiba di kampung halaman beberapa hari sebelum Lebaran, ikut membantu persiapan, bercengkerama dengan keluarga, dan merasakan hangatnya suasana menjelang hari raya. 

Tapi kali ini, saya hanya bisa membayangkan itu semua dari jauh, sambil menunggu hari keberangkatan yang terasa semakin lama.

Mudik di H-1 berarti melewati perjalanan yang lebih melelahkan, antrean yang lebih panjang, dan kemungkinan besar kondisi kereta yang lebih padat. 

Tapi bagaimanapun juga, saya tetap berusaha untuk pulang. Karena bagi saya, harga tiket mungkin bisa dinegosiasi, tapi harga hati, kerinduan untuk bertemu keluarga, tidak pernah bisa ditawar.

Suasana di Dalam Kereta: Lelah yang Dibayar dengan Bahagia

Setiap kali naik kereta saat mudik, selain keceriaan kami menikmati perjalanan, ada pemandangan khas yang selalu saya temui: penumpang yang saling berbagi cerita, anak-anak yang berlarian di lorong, ibu-ibu yang membawa rantang berisi makanan khas kampung. Suasana ini selalu menghadirkan kehangatan tersendiri.

Ada yang tertidur lelap di kursinya, ada yang sibuk melihat pemandangan dari balik jendela, ada pula yang asyik bercengkerama dengan penumpang lain. 

Dalam perjalanan panjang ini, orang-orang yang awalnya tak saling kenal bisa menjadi teman akrab. Perjalanan mudik selalu menghadirkan cerita yang berbeda setiap tahunnya.

Harga Tiket vs Harga Hati: Apa yang Lebih Berharga?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun