Mohon tunggu...
Nugroho Kuncoro Yudho
Nugroho Kuncoro Yudho Mohon Tunggu... Master Trainer, Praktisi Kesehatan dan Pemerhati Masalah Sosial Kemasyarakatan

Praktisi Kesehatan, Instruktur Master, Penulis, Pelatih Pembina Pramuka

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Fast Living vs Slow Living: Menikmati Hidup Melalui Proses, Bukan Sekadar Hasil (2)

4 Juli 2025   18:11 Diperbarui: 6 Juli 2025   22:20 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi fast living dan slow living perlu keseimbangan agar proses lebih terarah dan hasil lebih baik (Sumber: Gemini/AI)

Mencari Keseimbangan: Jalan Tengah yang Memungkinkan

Tidak semua orang bisa sepenuhnya beralih ke slow living, terutama dengan tuntutan pekerjaan dan kehidupan modern. Namun, kita bisa mengambil inspirasi dari kedua filosofi ini untuk menciptakan keseimbangan yang sehat. Tidak ada jawaban tunggal tentang mana gaya hidup yang "terbaik." Idealnya, kita dapat menemukan titik keseimbangan antara keduanya, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

- Identifikasi prioritas, apakah prioritas mengejar kesuksesan finansial dan karier yang cepat, atau kebahagiaan dan ketenangan batin yang lebih utama?

- Evaluasi dampak, dengan memperhatikan bagaimana fast life memengaruhi kesehatan fisik dan mental Anda. Apakah sering merasa lelah, stres, atau kurang bersemangat?

- Temukan keseimbangan, dengan tidak sepenuhnya meninggalkan fast living, karena tuntutan pekerjaan, namun Anda bisa mengadopsi prinsip-prinsip slow living di luar jam kerja. Misalnya, menetapkan jam bebas gadget, meluangkan waktu untuk hobi, atau menikmati makanan tanpa terburu-buru.

- Mulai dari hal kecil, dengan tidak merombak seluruh aspek kehidupan sekaligus, tetapi mulailah dengan praktik slow living sederhana seperti minum kopi pagi dengan tenang tanpa melihat ponsel, makan tanpa distraksi, berjalan kaki sebentar di taman dan atau membaca buku fisik sebelum tidur.

- Identifikasi "zona lambat" dengan menentukan area dalam hidup Anda di mana Anda bisa secara sadar memperlambat diri, misalnya saat makan, berolahraga, atau saat menghabiskan waktu bersama keluarga.

- Praktikkan digital detox dengan menyisihkan waktu di mana Anda jauh dari gadget dan notifikasi, yang memungkinkan Anda untuk hadir sepenuhnya dalam kehidupan nyata.

- Hargai hobi dan minat, dengan meluangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang Anda nikmati, tanpa tekanan untuk menghasilkan sesuatu. Nikmati prosesnya saja.

- Nikmati perjalanan, di mana saat bepergian, cobalah untuk tidak hanya fokus pada tujuan, tetapi juga nikmati pemandangan, suara, dan pengalaman di sepanjang jalan.

Kesimpulan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun