sang lelaki memandang bulan yang purnama.
Di tengah dinginnya malam,Ada dua sisi dari sang penerang malam yang terlihat di sana. Ada sisi terang yang bisa dipandang tetapi ada sisi gelap yang tak terjangkau pandangannya. Tapi sang rembulan tetap menampakkan keindahannya.
Teringatlah sang lelaki akan kekasihnya. Ia sangat mencintainya baik dalam sisi terangnya mapun sisi gelapnya juga. Sering sang lelaki ingin meninggalkannya jika melihat sisi gelap sang kekasih yang kerap mengemuka. Tetapi niat itu luruh seketika jika sisi terang sang gadis muncul tiba-tiba. Maka sang lelaki menerima saja sang gadis apa adanya. Ibarat yin dan yang di alam semesta. Ataupun hitam dan putih pada lukisan monochrome para seniman dunia.
Sang lelaki pun menyadari jika ditimbang maka mungkin dia sendiri justru lebih banyak sisi gelap daripada sisi terangnya. Maka tidak adil jika ia mengadili sang kekasih dengan timbangan gelap-terang dan putih-hitam warna. Juga memang tak adaa mahluk di dunia yang sangat sempurna. Hanya Tuhan penciptanya yang maha sempurna.