Sang lelaki tercabut nyawanya. Nyawanya dituntun ke arah sebuah cahaya
Pada setitik embun impian sang gadis senantiasa dititipkan
Sang lelakai menggantungkan harap pada Juni. Semoga Juni menghapus segala elegi Mei
Perpisahan tak terelakkan. Lalu sang lelaki menulis surat dengan pesan
Sang lelaki sudah menghancurkan pualam kenangannya berkeping banyak
Sang lelaki tertunduk lesu kehilangan asa. Ia bertanya entah keepada siapa asa harus dititipkannya
Suatu ketika sang lelaki bermimpi berada di suatu tempat yang tak lain adalah surga
Sang lelaki pergi ke sebuah tujuan pasti. Di sela-sela perjalanan singgahlah sang lelaki di suatu destinasi
Sang lelaki pulang dari mengarungi samudera. Ia pulang kembali ke tanah air tercinta
Sang lelaki tua kembali kecewa. Sebelum ini sang pemimpin memberi harapan padanya
Sang lelaki sebenarnya sudah hidup mapan dan sejahtera di kota
Sang lelaki berjanji pada alam ketika banjir akhir Desember reda
Sang gadis selalu termangu pada cinta pertama yang selalu menganggu
Sang lelaki bermimpi lagi. Kali ini jiwanya terpisah dari sang raga duniawi
Sang lelaki dibawa mimpi aneh tak terkira. Ia melihat dalam mimpinya seorang membawa banyak bibit di kantong di tangannya
Kembali September tiba. Sang lelaki mulai membuka kembali ingatan akan September di benaknya
Sang lelaki di masa tuanya selalu gelisah akan masa depannya
Sang lelaki paruh baya sadar bahwa ia sudah menempuh separuh perjalanan hidupnya
Dulu lelaki itu memang kayaa raya. Banyak hartanya
Sang lelaki duduk di beranda rumahnya. Rumah yang sangat sederhana di sebuah desa terpencil dari dunia