Mohon tunggu...
I Nyoman Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen Kimia Undiksha - Hoby menanam anggur

Jalan jalan dan berkebun

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Menangkap Emas Dari Langit : Air Hujan , Harapan di Tengah Krisis Air Tawar

15 Agustus 2025   17:43 Diperbarui: 15 Agustus 2025   18:28 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri (diolah dari berbagai sumber ) 

Jika dilihat dari perspektif luas, RWHS bukan hanya urusan teknis menampung air. Ia adalah simbol perubahan cara pandang terhadap air---dari sekadar komoditas yang dibeli, menjadi sumber daya yang kita kelola bersama. Di tengah ancaman krisis air global, Malaysia, dengan curah hujannya yang melimpah, sebenarnya memegang kartu truf. Tantangannya adalah bagaimana kartu itu dimainkan sebelum permainan berakhir.

Air hujan jatuh dari langit tanpa tagihan bulanan, tanpa meteran, tanpa diskriminasi. Di banyak tempat, orang berjalan berkilometer hanya untuk mendapatkan seember air. Di tempat lain, hujan yang sama kita biarkan mengalir ke selokan.
Pertanyaannya sederhana: maukah kita mulai menampungnya---bukan hanya di tangki, tetapi juga di kesadaran kita?

Air Hujan: Solusi Alternatif di Tengah Krisis Air Tawar Global

Di tengah arus perkembangan dunia yang begitu cepat, ada satu persoalan yang semakin menjadi sorotan utama: kelangkaan air tawar. Masalah ini bukan sekadar isu lingkungan, tetapi sudah menjadi ancaman global yang besar, dengan potensi dampak yang bisa dirasakan hampir di setiap sudut bumi.

Peningkatan populasi dunia, naiknya standar hidup, perubahan pola konsumsi, serta meluasnya lahan pertanian irigasi adalah empat "motor penggerak" yang membuat permintaan akan air tawar terus melesat. Sayangnya, ketersediaan air tidak selalu berjalan seiring dengan permintaan. Inilah yang menjadi inti dari krisis air global: ketidakseimbangan antara kebutuhan dan pasokan.

Tak heran, para peneliti dari berbagai bidang mencoba mengurai masalah ini dari berbagai sudut pandang --- fisik, sosial, maupun ekonomi --- untuk memahami dan mencari jalan keluar yang berkelanjutan.

Menangkap Hujan Sebelum Terbuang

Salah satu cara yang kini semakin mendapat perhatian adalah memanfaatkan air hujan. Konsep ini dikenal sebagai Rainwater Harvesting System (RWHS) atau sistem pemanenan air hujan. Prinsipnya sederhana: alih-alih membiarkan hujan menjadi limpasan dan mengalir begitu saja, air tersebut ditangkap, disimpan, dan dimanfaatkan.

Teknik RWHS secara umum terbagi menjadi dua jenis:

  1. RWHS Limpasan Permukaan -- Menangkap air hujan yang mengalir di permukaan tanah atau jalan.
  2. RWHS Atap Bangunan -- Mengalirkan air hujan dari atap ke tangki atau waduk penyimpanan.

Manfaatnya cukup banyak. Selain bisa menghemat penggunaan air minum, RWHS membantu mengurangi risiko banjir di kawasan perkotaan dan mengurangi beban pencemaran nutrien ke sungai atau danau. Bahkan, sistem ini memiliki jejak karbon yang lebih rendah dibandingkan sistem penyediaan air konvensional, serta membutuhkan energi lebih sedikit karena tidak memerlukan pemompaan jarak jauh dari sumber ke pengguna.

Yang lebih menarik, RWHS mampu memukul dua masalah sekaligus: mengurangi kelangkaan air dan mengurangi ketergantungan pada pasokan air bersih dari jaringan utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun