Mohon tunggu...
Nur Rohmatus
Nur Rohmatus Mohon Tunggu... Sekretaris - Mahasiswi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswi Universitas di Malang Pendidikan Islam Anak Usia Dini '17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tentang Jarak yang Mengabaikan Rinduku

9 April 2019   13:42 Diperbarui: 11 April 2019   12:06 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Ukuran sedih untuk seseorang selalu saja berbeda, hal yang mungkin bagi orang lain sepele tapi mungkin untuk sebagian perempuan sangat berpengaruh. Seperti akan menjadi sedih seharian dan berpengaruh pada hari yang dilalui hanya karena dia yang kau cintai tidak segera memberikan janji untuk sebuah temu.

Ketika hari beranjak malam, aku mulai mengemasi rinduku dan menyimpannya dengan rapi dalam hati. Aku bahkan mencoba menyimpannya didalam lemari dan menguncinya rapat-rapat agar tidak berlarian keluar menari-nari dalam otak saat mata harusnya sudah terpejam. Namun kadang rindu ini sepertinya tidak punya belas kasihan, dia akan berontak mengeluarkan diri dan terus menggelitik hati, mengganggu rasa kantuk dan menarik-narik mata untuk terus terbuka.

Rasa rindu kita memang berada dalam takaran yang sama, aku merindukanmu dengan segenap hatiku, sedangkan kamu pun begitu. Andai saja Tuhan menciptakan perasaan rindu ini dengan adil, dimana kala seseorang merindui orang yang dicintainya maka seketika itu akan berakhir dengan pertemuan. Tentu saja perjalanan cinta akan selalu mulus tanpa ada resah dan gelisah karena rindu yang tak berbalas saat jarak berjauhan.

Bisakah kau menatapku sekali saja?

Rindu ini terlalu menggunung, jika diberikan pilihan tentu saja aku akan memilih melupakanmu dari pada tidak menjadi prioritasmu. Atau beritahu aku bagaimana caranya menghapus rasa rindu agar tidak terasa perih?

Rindu selalu saja menjadi sesuatu yang menyelinap kedalam sanubari setiap saat, akan terasa menyiksa kala malam hari, akan semakin sakit saat yang rindu ini tidak segera berujung temu, hanya bisa menatap langit malam dan bercerita pada bintang tanpa kata.

Bisakah suatu saat rindu ini menepi?

Melepas semua tumpukan menyesakan dalam hati ini padamu, atau merasakan kesakitan saja untuk melepaskannya? Membuka rantai rindu dari dasar hati dan menenggelamkannya ke dasar samudra.

Tolong jangan sepelekan lagi perasaan rinduku. Ini adalah hati, bukan stasiun di mana kamu bisa singgah untuk mendapatkan kereta selanjutnya. Jangan buat hatiku menjadi penuh dengan timbunan rindu yang menyakitkan. Mungkin kelak Tuhan akan menciptakan perasaan rindu dalam hatiku sehingga menjadi rindu yang indah, rindu yang membuat bahagia. Karena hidup tidak bisa rusak hanya dengan memelihara rindu yang berkarat tanpa siraman air bunga yang harum bukan?

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun