Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bangga Menjadi Anak Singkong

16 Februari 2023   21:16 Diperbarui: 19 Februari 2023   11:00 1559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
UMKM industri olahan singkong (Dokumen pribadi)

Mata nyalang Simbok menangkap pengelolaan sumber daya lokal secara berantai. Kulit singkong dikumpulkan, dilayukan dan dijadikan campuran pakan ternak. Ada kayu bakar sebagai sumber energi memasak.

Pasokan kayu bakar dari lingkungan sekitar memadai. Bersifat renewable dengan penanaman kayu bakar, pematah angin (wind break) di tepian ladang. Penganekaragaman sumber energi untuk keberlanjutan usaha.

Menyigi kelumintuan pasokan bahan baku, Mas teruna menjelaskan kerjasama dengan pemasok. Mengenali karakter singkong dari aneka daerah asal. Ada pasokan singkong yang disebutnya 'mblenyek' menyimpan kadar air tinggi dalam umbinya.

Singkong dalam bingkai budaya

Pernyataan anak singkong sering kali berkonotasi dengan 'keterbatasan' baik dalam hal daya beli, budaya maupun penguasaan teknologi.

Membayangkan singkong mengait pada gambaran lahan tandus, suasana kering, rumah dan taraf hidup sederhana. Anak-anak bermain dengan perawakan di bawah berat standar kesehatan. Yah pendeknya singkong dilekatkan pada simbul kemiskinan.

Berbagai pendekatan budaya mencoba menggeser paradigma tersebut. Koes Plus melalui syair ... orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman .... mengajak kita memaknai bahwa singkong merupakan bagian dari berkat.

Ada lagi juragan singkong bernama Sentika dari Alaswangkal. Mengundang Srintil dari Dukuh Paruk, Dawuan untuk tayuban di hari Kemis Manis. Sekaligus menjadi gowok bagi Waras anak lelakinya (Lintang Kemukus Dini Hari (Bagian Keempat), buku ke 2 Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk karya Budayawan dan Sastrawan tenar Ahmad Tohari, Gramedia, 1985).

Melalui singkong Sentika dimampukan secara ekonomi memiliki rumah magrong-magrong dan harta melimpah. Menjadi direktur dengan sebutan majikan yang menaungi karyawan para batur dan pemikul. Serta mengangkat harkatnya secara sosial sehingga bisa duduk sederajat bahkan mengatur Lurah.

Transformasi Singkong: Perubahan paradigma pangan

Singkong yang berasal dari Brasil. Memiliki nama latin Manihot utilissima (Pohl.), Manihot esculenta (Crantz sin). Terlibat dalam perubahan jaman secara dinamis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun