Mohon tunggu...
Noviasih NatikaPutri
Noviasih NatikaPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi Universitas Negeri Jakarta

sedang dan akan terus berproses

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merdeka Duniawi, Merdeka Sanubari

5 April 2021   13:46 Diperbarui: 5 April 2021   13:52 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada dunia yang penuh dengan gaduh

Tersisip jutaan jiwa yang di rengkuh dinginnya dunia sembari mengaduh

Derap langkah lari pun kian terdengar jelas bagai genderang perang yang sedang di tabuh.

Satu per satu dari mereka perlahan mulai mencoba menengadah

Sembari berupaya menyekap sisa-sisa kuntum mawar yang merekah

Mereka tidak ingin mati di tikam oleh perasaan bersalah.

Maka,mereka yang dahulu di kekang pada ketidakberdayaan

Sekonyong-konyong memberontak terhadap kesunyian

Berdarah dan lebam demi menuntut apa yang patut untuk di perjuangkan

Dari apa yang selama ini telah terpenjarakan.

Kini lampu-lampu redup di jalanan perlahan terang benderang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun