Mohon tunggu...
Hilman I.N
Hilman I.N Mohon Tunggu... ASN

Si bodoh yang tak kunjung pandai

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Superman yang Tak Pernah Datang: Harapan, Kekuasaan, dan Lingkaran Janji yang Tak Putus

27 Februari 2025   11:51 Diperbarui: 27 Februari 2025   12:40 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.southgatemediagroup.com/legendsofdc/2017/1/2/superman-truth-justice-and-hope

Jika kita terus percaya bahwa perubahan hanya bisa datang dari Superman, maka kita akan selalu mudah dipermainkan. Jika kita terus menunggu, maka mereka akan terus menjanjikan. Jika kita terus berharap, maka mereka akan terus menggunakan harapan itu sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan.

Lalu bagaimana kita keluar dari jebakan ini?

Nietzsche percaya bahwa manusia harus melampaui dirinya sendiri, bahwa kita tidak boleh terjebak dalam dogma dan harapan palsu, melainkan menciptakan nilai-nilai kita sendiri. Dalam konteks ini, mungkin yang perlu kita lakukan adalah berhenti mencari Superman.

Perubahan tidak datang dari satu sosok, tetapi dari kesadaran kolektif bahwa kita tidak bisa lagi membiarkan diri kita terus-menerus diperdaya. Harapan sejati bukanlah sesuatu yang diberikan dari atas, tetapi sesuatu yang tumbuh dari bawah, dari kesadaran bahwa kita memiliki kekuatan untuk menentukan masa depan kita sendiri.

Mungkin inilah saatnya kita berhenti menunggu dan mulai bergerak.

Mungkin inilah saatnya kita berhenti berharap pada Superman, dan mulai menjadi Übermensch bagi diri kita sendiri.

Karena jika tidak, kita hanya akan terus terjebak dalam lingkaran yang sama, di mana janji selalu terdengar baru, tetapi kenyataan selalu tetap sama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun