Mohon tunggu...
Anissa
Anissa Mohon Tunggu... Buruh - Just like that

Sederhana dan Cukup

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Liam

28 April 2024   21:12 Diperbarui: 28 April 2024   21:32 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Apakah keajaiban jubah Doraemon ini telah luntur? Tapi itu tidak mungkin, jubah ini telah terpercaya selama juataan tahun."

Ana mendekatkan wajahnya sampai hanya berjarak satu inchi dengan wajah lelaki itu lalu berkata, "Apakah kau makhluk astral?" 

Meski pun dalam keadan lemah, lelaki itu menunjukkan senyum sinis yang cukup menakutkan. Dengan segera Ana hendak menjauhkan wajahnya, namun tangan kanan lelaki itu meraih tengkuk Ana dan menempatkan telinga gadis itu di dadanya.

"Dengarkanlah detak jantung ini, yang sungguh sangat menyakitkan di setiap tarikan napasku." Perlahan Ana meraba dada lelaki itu yang tepat berada di depan wajahnya, tempat pipinya bersentuhan dengan dada bidang berlapis kaus bergaris merah putih.

"Bagaimana dengan ini, apakah masih sakit?" Napas lelaki itu kian memburu, terasa panas di puncak kepala Ana. Dan kini kedua tangan lelaki itu sepenuhnya merengkuh tubuh Ana. Entah bagaimana tali dari sulur tanaman tebal itu mengendur membuat lelaki itu dapat bergerak lebih leluasa.

"Kau akan tetap si sini bersamaku kan?'

"Kau siapa?"Ana mendongakkan kepalanya, ia melihat kumis tipis di atas bibir tebal lelaki itu, lalu hidung mancung yang sangat ia idamkan, sayangnya ia terlahir dengan hidung biasa saja. Tapi aku harus tetap bersyukur masih punya hidung.

"Liam, aku Liam dan kau?" Liam juga melihat ke arah Ana, yang membuat gadis itu memilih untuk kembali mendengarkan detak jantung Liam yang jadi seirama dengannya.

"Aku memakai jubah ajab kenapa kau bisa melihatku?" Liam meraih tangan Ana yang berada di dadanya lalu menghirup aroma tangannya.

"Kenapa Liam?" Ana kembali mendongakkan kepalanya, sedangkan Liam fokus memainkan tangan kanan Ana.

"Biarlah semua seperti semestinya, kau dan alam duniamu, begitu juga aku dengan alam duniaku. Terima kasih Ana."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun