Mohon tunggu...
Anissa
Anissa Mohon Tunggu... Buruh - Just like that

Sederhana dan Cukup

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Liam

28 April 2024   21:12 Diperbarui: 28 April 2024   21:32 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku pikir sebentar lagi akan ada serigala kesakitan." Itulah legenda manusia harimau yang sering ia dengar dari cerita ibunya. Pada malam bulan purnama merah, manusia setengah hewan itu akan memiliki kekuatan berkali-kali lipat. Tapi sebentar,  ibu bercerita kalau itu harimau, dalam pikirku itu malah serigala, lantas di depannya kini, kenapa bukan harimau atau pun serigala?

"Gigi taring tajam memang, dia sungguh tampan dan dalam film Twilight Saga ia adalah musuh serigala. Sepertinya cerita ibuku ada yang salah. Di hutan pinus ini aku bertemu dengan vampir."

"Tenang saja, aku memakai jubah milik Doraemon yang membuat vampir itu tentunya tidak bisa melihatku. Aku sudah memikirkan segala konsekuensi dan solusinya untuk masuk ke hutan pinus ini. Oleh karena itu, ibuku tak pernah sadar karena aku selalu kembali dengan keadaan baik-baik saja. Bahkan ibuku mengira aku masih di taman penuh dedaunan itu."

"Aroma, aku melupakan ramuan untuk menyamarkan aroma tubuhku. Sangat berbahaya jika aku bertemu dengan makhluk berbahaya yang memiliki indera penciuman tajam. Jubah ini dapat menutupi aroma tubuhku untung saja." Ana bermonolog sendiri, ia naik ke salah satu dahan pohon pinus dan melihat sekitar dengan posisi pijakan yang lebih tinggi agar matanya mencakup jauh ke sekeliling.

Ia menemukan rumah pohon yang berjarak kurang dari satu kilometer, dengan senang hati ia berlari ke arah pohon berbatang besar dengan diameter lebih dari satu meter menurut penglihatan Ana. Dalam kegelapan itu, ia bisa melihat dengan jelas karena mencuri ramuan vitamin A milik ibunya, yang ternyata sangat bagus untuk penglihatan di malam hari.

Rumah pohon itu semakin dekat dalam jangkauan Ana. Suara seseorang mengerang kesakitan mulai terdengar dari arah rumah pohon itu. Rasa penasaran membuat Ana segera naik melalui tanggga tali yang terjalin untuk sampai ke rumah pohon di atas sana. Ana melihat rumah pohon itu dengan pandangan mata berbinar. Ia akan menemukan fakta menarik di sana. Denyut jantungnya berdetak cepat seiring jangkauan kakinya menepaki kayu tangga tali itu.


Sampai akhirnya ia berada di tangga terakhir dan dengan perlahan ia mendekati jendela samping pintu masuk yang tertutup rapat. Ana memperhatikan alas rumah ini yang ternyata seluas dua meter persegi. Ia kagum dengan bagunan ini, sungguh ia sangat ingin untuk menjadikan tempat ini sebagai basecampnya. 

Erangan kesakitan, membuat Ana mengalihkan perhatiannya kembali pada jendela di sampingnya. Seorang lelaki tengah bersandar di sudut rumah pohon itu. Sungguh terlihat menyedihkan dengan mata sayupnya dan lingkaran hitam yang membuatnya terlihat seperti panda. Tapi ia lebih mirip seperti tahanan, dengan tangan dan kaki diikat ke kayu.

Sekali lagi dengan kekuatan Doraemon dari kantung ajaibnya Ana menembus pintu kayu untuk melihat lelaki mengenaskan itu lebih dekat. "Sebenarnya dia sangatlah tampan dengan rambut ikalnya, dahi yang agak lebar. Telinga yang entah kenapa sedikit runcing, mata yang sayu, tampak hitam pekat." Namun memantulkan cahaya dan Ana tersadar, lelaki itu mendogakkan kepala, pupil matanya menunjukkan bahwa ia melihat Ana.

Ana tertegun di tempat, "Apa ini?" Dengan suara berat menahan sakit, lelaki itu berkata, "Dari pada kau terus-terusan memujiku, lebih baik tolonglah aku dulu."

"Sungguh kau bisa melihatku? Bahkan mendengarku berbicara?" Ana berjalan mondar-mandir di depan lelaki itu sambil berkacak pinggang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun