Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, Asrar Atma, dll. Buku solo 31 judul, antologi berbagai genre 193 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Belalang dan Sahabat Istimewa

4 September 2025   04:57 Diperbarui: 4 September 2025   05:45 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Nah, jadi ... Kawan-kawan," kata Murai yang kebetulan lewat di sekitar dan mendengar obrolan para kawan-kawan satwa, "mari kita syukuri apa pun yang diberikan oleh Tuhan. Kita yakini bahwa semua kita istimewa!" sambil berkicau riang.

"Betuuul!" sambut para sahabat satwa kompak seakan koor yang dikordinasi.

"Oh, jadi kalau Belalang ingin mennjadi Kupu-kupu, apakah itu salah, Murai?" tanya Bekicot yang lewat lambat-lambat.

"Ya, tadi kan dikatakan tidak wajar! Permintaan yang terlalu berlebihan sih menurut aku!" jawab Lipan sambil mengelus dagunya.

"Kalau bagiku ... itu bukan wujud syukur, sih!" sambung Jangkrik. "Sama kayak aku yang pingin hidup di dalam air, kan? Bukannya menyaingi hewan air, tapi malah ... menyedihkan!" lanjutnya.

"Menyedihkan? Kok bisa begitu?" tanya Bekicot dengan keponya.

"Menyedihkan! Karena tidak bisa mensyukuri karunia-Nya yang selama ini dianugerahkan kepada kita! Itu suatu permintaan yang menunjukkan kekecewaan!" kata Jangkrik sambil mempermainkan antenanya.

"Oooo ... begitu!" jawab Bekicot.

"Kamu paham, tidak?" tanya Jangkrik.

"Ya, aku sekarang paham, Kawan. Berarti, rasa syukur itu tidak hanya dengan ucapan terima kasih, tapi dengan rasa bahagia menjadi ciptaan sesuai kehendak-Nya. Begitu, kan?"

"Pinter! Juga ... saling menghargai dan menghormati sesama makhluk, itu pun wujud syukur!" lanjut Jangkrik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun