Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, Asrar Atma, dll. Buku solo 31 judul, antologi berbagai genre 193 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Belalang dan Sahabat Istimewa

4 September 2025   04:57 Diperbarui: 4 September 2025   05:45 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Belalang terperanjat. Ia baru sadar, selama ini ia memang terkenal sebagai pelompat terhebat. Kalau ia berubah menjadi kupu-kupu, kelebihannya itu justru hilang.

Burung kecil pun ikut menimbrung, suaranya lembut seperti sedang bersenandung,
"Pok ame-ame, belalang kupu-kupu,
Siang makan nasi, kalau malam mimik cucu..."

Teman-teman yang lain tertawa kecil, suasana pun mencair. Burung kecil melanjutkan,
"Lihatlah, bahkan lagu anak-anak menyebutmu sejajar dengan kupu-kupu. Itu artinya kamu juga istimewa. Tidak perlu berubah jadi siapa pun, cukup jadi dirimu sendiri."

Belalang terdiam lama, lalu perlahan tersenyum. "Benarkah? Jadi... aku tidak jelek?"

"Tentu saja tidak!" jawab Jangkrik mantap.

"Sayapmu mungkin sederhana, tapi lompatmu luar biasa. Kau punya kelebihan yang tak dimiliki kupu-kupu," kata Lipan.

"Dan kau punya sahabat-sahabat yang menyayangimu apa adanya," tambah Cacing.

Mendengar itu, hati Belalang hangat. Rasa minder yang menghimpit dadanya perlahan sirna. Ia melompat sekali---tinggi, cepat, kuat. Teman-temannya bersorak gembira.

"Itulah Belalang yang kita kenal!"

Sejak saat itu, Belalang tidak lagi bertapa. Ia kembali riang bermain bersama. Ia sadar, keindahan bukan hanya soal rupa, melainkan juga soal hati dan kemampuan yang diberikan Tuhan.

Dan setiap kali mendengar anak-anak menyanyikan, "pok ame-ame belalang kupu-kupu...", Belalang hanya tersenyum. Ia tahu dirinya berharga, bukan karena menjadi kupu-kupu, melainkan karena menjadi Belalang yang sesungguhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun