Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepenggal Kisah Wanodya: (1) Cinta yang Terkoyak

2 November 2022   17:55 Diperbarui: 2 November 2022   18:00 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumen Pribadi by Canva

Ayah begitu mudah memutuskan menikah lagi karena hanya ingin memiliki anak laki- laki. Karina tahu betapa sakitnya hati Bunda diduakan oleh laki- laki yang selama ini dicintainya. Bunda sudah berkorban untuk semuanya. Bunda menemani Ayah sejak merintis usaha hingga menjadi pengusaha besar.

Kalau Bunda tidak bisa memberikan anak lagi karena penyakit mioma uterusnya, itu adalah kehendak Allah yang Maha Menciptakan. Seharusnya Ayah meminta izin dulu kepada Bunda. Poligami tentu bukanlah hal yang mudah khususnya bagi istri pertama di mana suami nikah lagi dengan wanita lain. Hal itu pasti dirasakan oleh Bunda.

Karina juga menyesal tindakan Bunda yang membalaskan amarah dan sakit hatinya dengan melakukan tindakan yang sama. Seharusnya Bunda bersabar dan ikhlas.

Karina pernah membaca sebuah hadist  dalam artikel di sebuah Majalah Islam bahwa jika ada seorang istri, menunaikan sholat fardu saja selama hidupnya, puasa fardu saja, tapi bisa menjaga kehormatannya dan menaati suaminya ketika dia minta yang baik-baik yang dibenarkan oleh Allah maka jaminannya adalah surga.

Poligami adalah salah satu hal yang dihalalkan Allah apabila memenuhi syaratnya, ketentuan yang dibenarkan Allah SWT. Ketaatan seorang istri kepada suaminya itulah yang menjamin dia masuk surga.

Apa yang dilakukan Bunda jauh dari syariat yang ditetapkan oleh Islam. Bunda malah menggoreskan dosa dalam hidupnya. Lalu apa yang bisa dilakukan Karina untuk menyelamatkan kedua orang tuanya?

Malam ini Karina tak dapat memejamkan mata. Angka di jam dinding sudah menunjukkan angka dua. Dia tidak tahu Ayah dan Bundanya sedang berada di mana. Karina mendengar keduanya pergi dengan mobil mereka masing- masing.

Sayup - sayup terdengar suara Mbok Nah mengaji dari musola. Ada kedamaian yang menyelusup dalam kalbunya. Sudah lama, Karina tidak mendengarkan Mbok Nah mengaji. Dia terlalu sibuk berkutat dengan urusan duniawi.

Pengasuhnya ini memang sangat taat beribadah. Dari Mbok Nah-lah Karina mengenal huruf- huruf Al-qur'an. Mbok Nah juga yang mengajarkannya salat saat kecil dulu.

Karina memang salat dan mengaji meskipun belum sempurna. Dia ingat nasihat yang diberikan oleh Mbok Nah pada saat dirinya mendapat masalah.

"Neng, ada Allah SWT yang akan memberikan pertolongan kepada kita. Kesedihan, kebahagiaan adalah milik Allah maka mintalah itu kepada-Nya." Mbok Nah menghiburnya bila Karina sedang gundah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun