Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepenggal Kisah Wanodya: (1) Cinta yang Terkoyak

2 November 2022   17:55 Diperbarui: 2 November 2022   18:00 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumen Pribadi by Canva

"Ini mana yang benar. Aku jadi bingung. Jelaskan semuanya kepada, Karin.  Ayah, Bunda apa yang sebenarnya terjadi?" Karina menuntut jawaban dari kedua orang tuanya.

"Bundamu selingkuh, Karin. Ayah memergokinya beberapa kali. Sudah dua tahun Bunda selingkuh dari Ayah. Bundamu sudah tidak setia lagi kepada Ayah!" jelas Ayah sambil memandang Bunda sengit.

"Ayahmu duluan yang selingkuh, Nak! Dia berpacaran dengan anak kuliahan. Ayahmu menikahinya. Sekarang dia memiliki anak laki- laki dari perempuan lonte itu!" Bunda berkata tak kalah kencangnya seraya menyerahkan foto pernikahan Ayah dengan seseorang. Bunda juga memperlihatkan foto ayah, perempuan itu dan seorang anak berusia dua tahun sedang makan di sebuah restoran cepat saji.

"Benarkah, Yah?" tanya Karina seraya memandang Ayahnya dan menuntut jawaban.

"Ayah ingin mempunyai anak lelaki dan Bunda tidak bisa memberikan anak itu," jawab Ayah lirih.

Jawaban itu menyadarkan Karina jika rahim Bunda sudah dioperasi dan tidak dapat hamil lagi.

"Dan Ayah tidak minta izin kepada Bunda dulu? Lalu Bunda membalas perlakuan Ayah dengan melakukan hal sama, berselingkuh. Kalian ini orang tua macam apa?' Karina berbicara setengah histeris," Karin kecewa. Karin berharap kepulangan Karin ini akan menambah keharmonisan dan kebahagiaan keluarga ini, tetapi kenyataan sebaliknya!"

Apa yang terjadi dengan keluarga ini. Belum genap sebulan Karina kembali ke sini, semuanya terungkap. Tadinya Karina berpikir keluarganya dalam keadaan baik- baik saja. Selama dia di Amerika, Karina tak pernah mendengar berita ini. Dia menganggap bahwa Ayah dan Bundanya baik-baik saja dan bahagia.

Karina sangat kecewa dengan kenyataan yang dihadapinya. Mereka hidup bergelimang harta, tetapi tak ada kebahagiaan yang hadir dalam kalbu masing- masing keluarga. Kedua orang tuanya menorehkan luka yang sangat dalam di hatinya.

Karina berlari masuk ke kamar. Dia tidak peduli apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Rasa kecewanya telah menghancurkan rasa kasih sayang dan rasa hormat kepada mereka. Tangisnya pecah karena tak mampu menahan kepedihan hatinya.

Karina merasa sia- sia  kuliah di Harvard jika akhirnya kedua orang tuanya berkelakuan seperti itu. Apa yang bisa dibanggakan dari mereka? Karina merasa malu. Harga diri keluarga ini porak poranda karena kelakuan kedua orang tuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun