Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepenggal Kisah Wanodya: (1) Cinta yang Terkoyak

2 November 2022   17:55 Diperbarui: 2 November 2022   18:00 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumen Pribadi by Canva

Praaang! Praang! Prang!

Suara piring- piring pecah terdengar dari arah ruang makan. Karina terbangun dari tidurnya. Waktu menunjukkan angka satu. Padahal baru pukul 23.00 dia pulang dari kantor karena harus mempelajari setiap berkas agar hari Senin nanti dapat memimpin rapat komisaris di perusahaan.

Suara keras itu membuat Karina terbangun dan segera berlari ke sana. Dia melihat piring- piring yang pecah berserakan. Mbok Nah berdiri ketakutan di pojok ruangan.

"Ada apa, Mbok? Mengapa piring- piring ini pecah?" tanya Karina sambil mendekati Mbok Nah yang tampak ketakutan. Dia berjalan hati- hati karena pecahan piring berserakan di ruangan itu.

Belum juga mendengar jawaban Mbok Nah, Karina mendengar teriakan Bunda dari arah ruang tamu.

"Lepaskan! Kamu tidak berhak melakukan ini, padaku!" teriak Bunda dari ruang tamu. 

Bunda terdengar kesakitan. Karina segera berlari ke ruang tamu.

Di sana Ayah sedang memegang pergelangan tangan Bunda dan menariknya ke arah sofa.

"Cukup! Hentikan, Yah!" Karina memegang tangan Bunda dan melepaskannya dari cengkeraman Ayah.

"Kamu tidak perlu ikut campur, Karin. Ini urusan kami!" bentak Ayah kepada Karina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun