Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Topeng 1 Pertemuan

6 Maret 2022   12:43 Diperbarui: 6 Maret 2022   13:28 1578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Gosip kali, Mbak. Nggak elok ngomongin orang, Mbak?" ujar Arman seolah tidak rela Centini jadi bahan gunjingan meskipun dia tidak tahu Centini mana yang dimaksudkan mereka.

Arman segera menyelesaikan makannya. Setelah membayar, dia bergegas menuju panggung. Arman penasaran, apakah gadis yang diceritakan itu adalah Centini, sahabat SMA-nya.

Di depan panggung pertunjukan, mata Arman berkeliling untuk mencari sosok gadis yang dimaksud. Ternyata tidak ada.

Laki-laki itu berjalan menuju belakang panggung. Beberapa orang penari berada di sana dengan kostum masing-masing.

"Maaf, Mas. Selain pemain dilarang masuk ke sini," tegur seorang laki-laki berpakaian sekuriti.

"Maaf, Pak. Saya mencari kawan saya. Ijinkan saya bertemu dengannya," jelas Arman kepada petugas sekuriti. Sementara pak sekuriti itu memandangnya dari ujung kaki hingga ujung kepala.


"Boleh ya, Pak,"ujar Arman sambil menerobos masuk.

"Eit , tunggu ... tunggu. Siapa temanmu itu?"tanya dia lagi.
"Centini,"j awab Arman singkat. Pak sekuriti itu memandangnya penuh selidik.

"Kamu siapanya  Centini? Punya tujuan apa kamu bertemu dengannya? Tidak boleh sembarangan orang bertemu dengannya," rentetan pertanyaan keluar dari bibirnya.

"Saya sahabat masa SMA-nya, Pak. Ijinkan saya masuk!" ujar Arman sambil menerobos masuk.
Arman tidak peduli ketika pak sekuriti mengejarnya dan menahan tubuhnya. Dia mengedarkan pandangan dan mencari gadis berkostum tari topeng. Selintas dia melihat seorang gadis memakai pakaian tari. Di atas meja rias ada topeng tergeletak. Gadis itu sedang menatap cermin. Dia sangat cantik dengan balutan pakaian tradisional Cirebon itu. Sejenak Arman ragu, apakah dia Centini. Sepuluh tahun tak bertemu, pasti banyak perubahan.

"Centini!" teriaknya keras. Perempuan itu menoleh saat mendengar teriakannya, tetapi dia kembali menatap cermin. Dia kembali asyik memandang cermin.
Pak sekuriti itu menarik tubuh Arman dan menyuruh keluar dari ruangan itu. Namun Arman meronta karena penasaran dan ingin memastikan apakah gadis itu sahabat SMA-nya
Kemudian laki-laki muda itu mencari cara untuk menarik perhatian Centini. Dia ingat ada lagu yang sering dinyanyikan bila sedang berjalan pulang sekolah. Lagu Burung Camar-nya Vina Panduwinata selalu dinyanyikan oleh kami berempat.
Arman lalu menyanyikan lagu itu dengan suara keras dan mengundang perhatian orang-orang di ruangan itu termasuk Centini. Centini memandangnya sedang diseret oleh pak sekuriti dari jauh. Dia mengamati diri Arman. Semoga Centini mengenalinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun