Ini sebuah keajaiban yang Allah tunjukkan kepada kami. Secara logika, kecelakaan itu pasti akan menimbulkan luka-luka yang cukup serius bagi kami. Namun kehendak Allah SWT berbeda. Kami tetap diselamatkan. Hanya kendaraan kami yang bagian kiri dan depannya rusak dan kacanya pecah.
Kami dievakuasi ke rumah kepala desa. Kami diberi makan dan minuman agar hati kami tenang. Kemudian pak Yana, kepala desa di situ menanyakan hal-hal aneh yang kami rasakan saat di perkebunan.
Aku menceritakan tentang pertemuan kami dengan seekor ular yang sangat hitam namun tidak mengganggu kami. Aku juga menceritakan tentang teman-teman yang mengambil bunga anggrek hutan.
"Di dekat kalian melihat ular ada sebuah makam keramat. Konon makam itu ditunggui oleh seekor ular siluman yang kerap memberitahukan kepada manusia bila akan terjadi sesuatu hal yang buruk," jelas pak Yana," Kalian juga harusnya tidak mengambil bunga-bunga itu."
Aku memandang Ria yang tertunduk dan masih shock. Ini sebuah pembelajaran buat kami agar tidak melakukan hal-hal yang buruk di tempat yang baru. Perasaan tidak enak yang aku rasakan sejak tadi bisa jadi sebuah firasat.
Hanya Allah yang memiliki kehendak atas apa yang teradi di muka bumi ini
Kisah ini diambil dari pengalaman nyata penulis pada tahun 1986, saat masih duduk di bangku SMA
Cibadak, 11 November 2021