"Mal, hati-hati ya. Jangan pacaran melulu," ujarku mengingatkan mereka.
"Siap, Bos!" timpal Jamal diiringi suara tawa Ria.
"Tenang, Tia. Kami akan menjaga mereka kok,' ujar Ina sambil menepuk bahuku.
Pukul 8 kami sudah tiba di lokasi perkebunan. Aku dan Andi menuju ruang kantor staf perkebunan. Kami berniat untuk menjumpai Kepala Bagian Humas di kantor tersebut.
Pak Ardian menerima kami dengan ramah. Dia senang jika ada para pelajar yang akan menggunakan perkebunan pinus sebagai lokasi perkemahan.
"Bapak senang kalian mau berkemahdi sini. Artinya kalian akan belajar mencintai lingkungan alam. Hanya Bapak mengingatkan agar kalian tidak merusak hutan ini dengan mencoret=coret pepohonan di sini." Pak Ardian membekali kami dengan berbagai wejangan tentang aturan berkemah di sini.
"Siap, Pak. Kami akan menyampaikan apa yang disampaikan kepada pembina. Kami akan membuat aturan bagi para peserta sesuai dengan apa yang Bapak sampaikan," ujar Andi saat mengakhiri pembicaraan dengan pak Ardian.
jurit malam.
"Kami tidak mau ikut ah. Kami menunggu di sini saja ya Tia," ujar Jamal diikuti oleh Ria, Bunga, dan Ina.
"Siapa yang mau ikut, nih?" ujarku memandang teman-teman yang lain. Aku melihat Andi, iwan dan Mashudi mengangkat tangannya.
"Masa aku tega membiarkan kamu bekerja sendiri, Tia," ucap Andi sambil memberi kode kepadateman-temannya.