"Syukurlah jika tas itu sudah kembali ke pemiliknya. Saya tidak mau mengambil sesuatu yang bukan hak saya,"ujar pak Burhan pelan.
"Jarang sekali orang yang mempunyai kejujuran sepsrti Bapak zaman sekarang ini. Banyak di antara mereka yang mengambil kesempatan dalam kesempitan. Oleh karena itu banyak para koruptor yang mengambil sesuatu yang bukan haknya. Saya bahagia karena mengetahui masih ada orang-orang yang jujur di negeri ini," ujar pak Hanafi.
Pak Burhan hanya tersenyum. Dirinya tidak mau membanggakan diri. Baginya, kejujuran itu harus dimiliki oleh siapapun dan dianapun. Nilai-nilai itu yang ingin ditanamkan kepada keluarga juga anak didiknya.
Kemudian pak Hanafi mengambil sesuatu dalam tasnya.
"Ini tanda terima kasih saya. Saya harap Bapak tidak menolak karena ini adalah rejeki yang Allah berikan lewat peristiwa ini," ujar pak Hanafi sambil menyodorkan amplop.Â
Pak Burhan ragu meneima amplop itu.
"Terimalah pak. Nilainya hanya satu persen dari semua yang Bapak selamatkan . Berkas-berkas ini adalah kontrak pembangunan jalan yang sedang saya garap," ujar pak Hanafi.
Akhirnya pak Burhan menerima amplop itu. Tak lama kemudian, pak Hanafi mohon ijin. Sebelum pulang dia menanyakan nam.pak Burhan dan memberi selembar kartu nama..
"Saya akan bahagia bila Bapak dan keluarga mampir ke tempat saya," ujar pak Hanafi sesaat sebelum naik kendaraan Â
"Insyaallah, Pak terima kasih," ujar pak Burhan.
Setelah pak Hanafi pulang, pak Burhan melakukan sujud syukur. Ternyata setiap peristiwa yang akan terjadi tak pernah diketahui oleh manusia manapun kecuali atas kehendakNya. Inilah iradah terindah yang diberikan Allah untuknya.