"Tidak biasanya terlambat pak Burhan.. Ada apa?" tanya pak Hanan rekannya.Â
"Iya tadi ada perlu dulu," ujar pak Burhan singkat. Dia tidak mau menceritakan yang sebenarnya takut ria.
Pak Burhan segera melakukan pembelajaran on line. Betul saja para siswanya sudah menunggu di rumahnya masing-masing. WA-nya penuh dengan pesan dari anak-anak yang menanyakan dirinya.
Setelah minta maaf, pak Burhan memulai pembelajaran . Tanpa terasa pembelajaran pun usai.
"Kira-kira, hari ini cair tidak, ya?" tanya dia pada pak Herman, teman sesama honorer.
" Tadi pak Sigit bilang mungkin lusa baru cair menunggu pencairan BOS dulu.," Jawab pak Herman.
Pak Burhan menghela napas panjang.
"Mengapa,Pak Burhan? Ada kebutuhan mendesak ya. Kas bon saja ke Bu Yuli," saran pak Herman.Â
Pak Burhan hanya tersenyum tipis. Dia berusaha untuk tidak meminjam uang kepada orang lain. Untung isterinya pun punya prinsip yang sama dengannya.
Semoga saja isterinya tidak kecewa karena dia hanya membawa uang lima puluh ribu saja.
Akhirnya pak Burhan memutuskan untuk segera pulang. Dia harus membantu isterinya yang sekarang berjualan kecil-kecilan. Lumayan untuk nambah-nambah.