“Hadirin para kaum muslimin dan muslimat, para dermawan di atas panggung ini berbaris lahan pahala, dan harta yang di berikan kepada anak yatim akan berlipat ganda, jadi para hadirin jangan sampai terlewatkan moment seperti ini, kalau bukan kita siapa lagi yang mengasihi mereka semua,”
Puncak dari kesedihan adalah ketika tak bisa mengeluarkan air mata; menangis akan tetapi air mata tak bisa keluar, dada bergemuruh tak karuan, perasaan minder dan takut. Saya hanya tertunduk tak berani melihat kedepan ketika panitia santunan mengucapkan hal tersebut dengan mulut berbusa-busa dan semangat membabi buta.
Firman adalah teman satu kampung dengan saya, dia setiap kali ada santunan pasti menangis ketika di suruh naik kepanggung. Dia menangis se-jadi-jadinya menolak dengan brutal dan lain sebagainya.
“Bu...besok jika Firman tak mau naik keatas panggung tak akan diberikan santunan, kami sebagai panitia mengusahakan yang terbaik buat kesejahteraan kalian semua,”
Mendengar perkataan tersebut Ibunya Firman hanya tertunduk lesu tak bisa berbuat apa-apa. Saya tahu perasaannya Firman, minder, takut atau lainnya sebab anak yatim akan paham dan memahami perasaan sesamanya.
6.
Sepulang dari acara santunan, dengan membawa sembako dan uang yang tak seberapa akan tetapi perasaan sedih, minder setelah dipertontonkan akan selalu melekat dalam akal pikiran hingga tua. Mempertaruhkan harga diri? Ah apakah anak yatim seperti saya ini masih memikirkan harga diri.
Dengan mata yang berkaca-kaca Ibu memeluk saya ketika saya sampai rumah reot peninggalan Bapak, meski rumah sederhana akan tetapi kami berdua tinggal dengan penuh kebahagiaan.
“Le...kelak ketika kau sudah dewasa, sudah menjadi orang sukses jangan lupa dengan orang-orang yang pernah menolong kita, yang pernah memberikan sesuatu terhadapmu, jangan lihat nilai yang diberikannya akan tetapi ketulusannya, biasanya orang tulus dan ikhlas itu memberikan sesuatu tanpa harus di perlihatkan kepada orang lain atau sengaja dipertontonkan dengan dalih biar dibilang orang dermawan.
7.
Yi Binuk adalah dermawan sejati, dia adalah pedagang sayuran dengan cara di gendong tiap hari berjalan puluhan kilo meter untuk menawarkan dagangannya; satu hal keunikan yang saya ingat saat ini yaitu setiap anak yatim selalu dikasih jajanan pasar siapa pun itu; tak terkecuali saya. Yi Binuk setiap hari selalu memberi jajan terhadap saya tanpa absen.