Mohon tunggu...
Niam At Majha
Niam At Majha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat Buku dan Penikmat Kopi

Penulis Lepas dan Penikmat Kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

13 Kisah Sederhana tentang Anak Yatim

5 Januari 2023   09:24 Diperbarui: 5 Januari 2023   09:36 942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1.

Malam ke delapan rumah menjadi sepi, padahal biasanya ramai, banyak tetangga, saudara berdatangan, membacakan Tahlil, doa bersama untuk Bapak  beberapa hari lalu meninggal tanpa sebab, tanpa sakit, tanpa permisi tak pamit terlebih dahulu.

Padahal saya khittan baru satu bulan, itupun atas desakan Bapak jika saya harus khittan bulan ini, tak boleh di tunda lagi.

“Le...bulan ini kamu harus khittan ini permintaan Bapak untuk terkahir kalinya, jika menunggu bulan depan Bapak tak bisa menungguimu,”

Saya menggangguk saja, ketika mendengarkan perkataan Bapak; saya yang baru kelas 3 MI belum mampu menolak permintaannya serta mencerna maksud dan tujuan Bapak tersebut. Saya baru bisa menyadari apabila ucapan tersebut adalah penanda, berpamitan meninggalkan saya dan Ibu untuk selamanya.

 

2.

Diam-diam saya mendengar ocehan para tetangga, omongan saudara dari Bapak perihal kematian Bapak tersebut.

“Kematiannya tanpa sebab, apa mungkin di racun, atau kena teluh, tanpa sakit atau yang lain, hanya sakit kepala dan mual-mual saja, belum sempat di bawa ke puskesmas sudah meninggal,”

Celotehan-celotehan seperti itu sering saya dengar baik secara langsung atau pun tak langsung. Sempat dongkol, sakit hati tapi bagaimana lagi; sebab orang ngomong, ngegosip adalah pekerjaan yang paling nikmat dan mengasyikkan mengalahkan kenikmatan lain.

“Le...kau tak usah mendengarkan apa yang di omongkan tetangga-tetangga kita, atau saudara-saudara kita, yang terpenting adalah pendidikanmu akan terus berlanjut, Ibumu akan selalu mendoakanmu dan akan selalu mencari hal terbaik demi masa depanmu, Bapakmu meninggal adalah kehendak Allah, kita sebagai mahluk tak bisa melanggar atau menolak apa yang sudah menjadi kehendak-Nya”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun