Atau juga kadang segala penyesalan datang menghampiri teringat atas hitamnya masa silam yang telah kita lukiskan dalam perjalanan hidup. Dan saat itulah deras air mata jatuh membasahi bumi, menimpa segala penyesalan yang telah lalu dan telah berlalu seiring waktu.
Demi waktu yang kian bergulir cepat, sesungguhnya waktu adalah pedang, terkadang ia bengis mengiris dan tanpa kompromi atas keadaan, ia terus berlalu tanpa memberi jeda dan tak akan pernah kembali.
Tangis bukanlah tanda kelemahan dan bukan pula monopoli kaum hawa, sejatinya hal pertama yang kita lakukan di dunia ini adalah tangis, entah lelaki entah perempuan. Jerit tangis kita nan keras adalah dambaan orang tua dan orang-orang yang menanti kelahiran kita dengan derai tawa bahagia.
Suka-duka..
Hitam-putih..
Pahit-manis..
Tawa-tangis..
Adalah ketetapan Tuhan yang digulirkan diantara manusia, dan keduanya adalah kebaikan. Ketika kecewa, duka, pahit dan tangis datang menghampiri lalu bersabar atas ketetapan Tuhan adalah kebaikan. Dan selalu ada hikmah dibalik semua hal tersebut, dan ketika kita ambil pelajaran atas apa yang telah terjadi, maka kita pun menjadi lebih bijaksana adanya dalam melangkah dalam tiap titik kehidupan.
Ketika suka, tawa, manis dan putih menyelimuti diri, bersyukur atas segala karunia Tuhan adalah kewajiban, boleh jadi segala kelapangan dan kebahagiaan yang kita terima adalah cobaan, entah kita menjadi lebih bersyukur atau malahan menjadi lupa diri.
Tangis adalah anugerah yang Tuhan berikan sebagai obat hati, air mata adalah pelembut jiwa, ketika kita banyak menangis maka hati kan menjadi lembut dan mudah menerima nasihat.