Mohon tunggu...
NellaLestari _07
NellaLestari _07 Mohon Tunggu... Penulis - Aktif

Pelajar SMA yang mencoba berimajinasi di sela-sela menumpuknya tugas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hati-hati di Jalan

14 November 2022   15:42 Diperbarui: 14 November 2022   15:47 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alice tidak suka, baginya hidup hanya sekali, yang pergi biarlah pergi, jika tak ingin singgah mengapa membuang tenaga untuk mencegah? 

"Zio, bisakah kamu merubah ruangan ini menjadi lagu-lagu ceria?" Alice bertanya, gadis kuncir dua dengan pita ungu memohon, mulutnya ikut mengerucut. 

"Untuk apa?" tanya Zio balik. 

"Aku ingin manusia-manusia ini berhenti bersedih."

Zio menghela napas. Kemudian berkata, "Aku memang peri, tapi kekuatanku hanya kuberikan pada yang sangat membutuhkan bantuanku. Selebihnya aku tidak mau, mereka sedih karena mereka tidak ingin mengusir sedihnya."

"Kamu punya trauma dengan manusia?"

"Bisa disebut begitu."

Seolah backsound sedang mendukung untuk hati mendung, Alice menatap tulus pada peri yang kini digandengnya. "Mengapa?" tanya Alice hati-hati. 

"Aku pernah berteman dengan manusia, membantu dengan setulus hati melawan musuhnya, namun akhirnya aku disebut pelaku oleh mereka karena aku mengomentari musuhnya, temanku itu mengadu domba, ternyata temanku juga musuhku." Penjelasan Zio membuat Alice bersikap wajar, Alice membatin, _tenang saja aku bukan golongan mereka._ 

Zio melanjutkan ceritanya sembari memandang kosong ke depan. "Lalu aku pernah mempercayakan kakakku menjalin hubungan dengan manusia, tetapi ternyata ia adalah Iblis berwujud manusia, ia suka mendua. Mengatasnamakan gagal melupakan untuk kembali pada pasangan lama, dia melakukan demi mendapat pengakuan kekuatan dari bangsa Iblis. Semenjak itu keluarga Kahyangan menyucikan diri dari manusia."

Tangan Alice memegang dagu Zio, gadis yang tingginya sebahu itu mendongak. "Zio, yang perlu kamu tahu, jangan pernah berharap manusia akan berbuat baik balik padamu ketika kamu berbaik hati. Manusia itu keji Zio, mereka akan menganggap kamu buruk meskipun kebaikanmu setinggi gunung, seluas samudera, seputih Kahyangan, jangan pedulikan jahatnya mereka, fokus berbuat baiklah agar Dewa dan Dewi melindungi dirimu, paham?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun