Mohon tunggu...
Nela Dusan
Nela Dusan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi KFLS dan Founder/Owner Katering Keto

mantan lawyer, pengarang, penerjemah tersumpah; penyuka fotografi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel | "If You're Not the One" (Tamat)

21 Januari 2019   18:41 Diperbarui: 21 Januari 2019   18:46 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: pinterest

Tak lama kemudian kudengar langkah kaki dan pintu dibuka dari dalam, aku lihat Fira berdiri di depanku dengan mata yang sembab, aku tahu dia habis menangis. Aku raih tangannya, kubimbing ke arah sofa yang ada di teras pavilion, aku rengkuh Fira ke dalam pelukanku, aku bisikkan kata-kata maafku,

"Sayang...maafin aku ya. Aku sudah berburuk sangka sama kamu."

Fira tidak menjawab, hanya mengangguk lemah. Aku peluk dia erat, kini aku yang merasa bersalah. Tidak sepantasnya aku meragukan Fira. Semestinya aku yakin kekasihku bukan perempuan sembarangan. Aku belai rambutnya, aku tahu dia belum sempat mandi tapi dia tetap mempesonaku. Dia meringkuk dalam pelukanku, aku jelajahi wajahnya dengan bibirku, dahinya, matanya, hidungnya sampai akhirnya berhenti di bibirnya. Kutumpahkan rasa rinduku padanya. Kami berpelukan lama sesudah aku ciumi semua yang ada di wajahnya.

"Ran, kok kamu tiba-tiba datang ke sini terus nggak bilang-bilang sih, kemarin juga seharian kamu nggak telepon aku?" Fira akhirnya berbicara kepadaku.

"Sebenarnya aku pengen sekali telepon kamu, tapi karena aku sudah punya rencana ke sini jadi aku sengaja nggak telepon kamu seharian, biar makin kangen. Aku mau kasih kejutan ke kamu. Kamu nggak senang lihat aku datang?" aku goda dia.

"Bukan gitu. Aku sih senang banget ketemu kamu, cuma aku nggak nyangka aja kamu senekat ini. Tapi aku suka cara kamu yang penuh kejutan ini Ran, rasanya romantis banget."

"O ya? Semenjak minggu lalu, aku memang pengen deket kamu terus. Fir, aku nggak pengen pisah lama-lama dari kamu."

"Kan besok aku pulang Ran. Kita bisa ketemu lagi, rencananya kamu juga yang akan jemput aku."

"Iya, tapi aku nggak sabar. Kamu tahu aku pengen kita segera bersatu." Aku amati raut wajahnya waktu aku ucapkan itu.

"Maksud kamu?" Fira bertanya terdengar nada hati-hati.

"Maksudku, aku mau segera menikahi kamu. Mau kan menikah denganku?" aku Tanya Fira dengan harap-harap cemas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun