Senandung Hening di Tengah Arus
Oleh: NabilatulalyaÂ
Di perjalanan singkat yang sunyi,Â
Ragaku berbisik tentang gamang di pelupuk hati,Â
Pikiranku merajut benang tiba, ingin segera berlabuh pasti,Â
Namun jiwaku tertambat di sini, di riuh rendah kota yang tak henti.
Langkah ini memerlukan payung keteguhan,Â
Menyambut kejutan bagai tetes yang tak terduga jatuhnya,Â
Sapaan asing laksana embun pagi yang menyegarkan dahaga,Â
Hiruk pikuk kehidupan adalah kanvas, warna-warni yang tak pernah purna.
Dari balik jendela kaca berbingkai,Â
Kurasa kehadiran yang tak terucapkan, seperti melodi sendu tanpa suara,Â
Tak ada cermin yang memantulkan nama,Â
Kunikmati setiap helaan napas waktu yang berlalu tanpa jeda.
Di bawah rintik yang menari di udara,Â
Kurasa getar nostalgia, seperti kabut tipis yang menyelimuti Lara,Â
Sebuah kehausan yang teduh, bagai bumi yang merindukan sentuhan Niagara,Â
Selagi bukan badai yang mengamuk,Â
Ku ingin gerimis kenangan ini terus menemani jejak langkahku.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!