Karena itu, ketegasan seorang ayah---meski kadang dianggap keras atau kontroversial---bisa menjadi titik balik penting bagi anak. Ia diajarkan untuk tidak terjebak pada simbol-simbol semu, seperti ijazah yang hanya selembar kertas. Yang lebih utama adalah karakter, integritas, dan kemampuan bertahan dalam hidup. Sebab, ketika ijazah bisa rusak, hilang, atau usang, karakterlah yang akan selalu melekat dan menjadi bekal sejati.
Akhirnya, nilai kelulusan sejati seorang anak tidak hanya terletak pada selembar ijazah yang ia genggam, melainkan pada karakter yang ia bawa dalam kehidupan. Itulah ijazah yang tidak pernah kadaluarsa, dan menjadi bekal paling berharga menghadapi masa depan. Lantas, apakah kita akan terus sibuk dengan angka-angka di atas kertas, sementara karakter anak-anak kita terus tergerus?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI