Mohon tunggu...
Najwa Mauliza
Najwa Mauliza Mohon Tunggu... .

Nggak terlalu pandai nulis, tapi suka nulis. Blogku: nj2404 (Apa Ajalah)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

eSIM: Teknologi Keren Tapi Bikin Bingung?

16 April 2025   23:04 Diperbarui: 17 April 2025   08:18 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi SIM card fisik dan eSIM.(Sumber gambar: Google)

Akhir-akhir ini banyak yang mulai ngomongin soal eSIM. Katanya sih ini teknologi baru yang lebih praktis daripada SIM card biasa. Nggak perlu lagi copot-pasang kartu, cukup scan QR code, langsung aktif. Enak banget buat orang yang sering ke luar negeri, atau yang pengen gonta-ganti nomor tanpa ribet.

Tapi, masalahnya... nggak semua orang bisa langsung ikutan pakai eSIM.

Masalahnya di Sini: HP-nya Mahal

Buat bisa pakai eSIM, HP kamu harus support dulu. Dan sayangnya, HP yang bisa eSIM itu harganya nggak murah. Kebanyakan masih di seri-seri mahal atau flagship. Memang sih sekarang udah mulai masuk ke beberapa HP kelas menengah kayak Samsung A54 atau A55, tapi tetap aja itu bukan harga yang semua orang bisa beli dengan mudah.

Sedangkan di Indonesia, masih banyak banget orang yang HP-nya entry-level. Asal bisa WA, buka YouTube, udah cukup. Jadi kalau tiba-tiba disuruh ganti HP cuma gara-gara SIM card diganti ke eSIM, ya rasanya kayak dipaksa. 

Negara Lain Gimana?

Kalau di negara maju, mereka biasanya nggak langsung maksa rakyatnya berubah total. Mereka kasih waktu, edukasi, bahkan kadang subsidi atau program tukar-tambah.

Contohnya, Uni Eropa waktu mau ganti standar charger ke USB-C, mereka kasih waktu bertahun-tahun biar semua siap. Nggak langsung besok harus ganti. Jadi rakyatnya bisa adaptasi pelan-pelan.

Bahkan di Jepang, lansia yang belum terbiasa dengan teknologi digital dikasih pelatihan gratis. Jadi semua kalangan bisa ikutan, nggak cuma yang muda atau yang melek teknologi aja.

Kalau di Sini?

Nah, di Indonesia, kadang kebijakan suka setengah-setengah. Disuruh pindah ke eSIM, tapi:

Nggak semua HP support.

Nggak ada solusi buat yang belum mampu beli HP baru.

Edukasinya kurang, banyak orang bahkan belum tahu eSIM itu apa.

Sinyal aja kadang masih susah, apalagi teknologi yang lebih rumit?

Jadinya kayak pemaksaan halus. Mau nggak mau harus ikut, tapi nggak dikasih jalan keluar. Yang kepepet ya akhirnya jadi mikir beli HP baru, padahal uangnya bisa dipakai buat kebutuhan lain yang lebih penting.

Apalagi kondisi ekonomi sekarang lagi berat. Banyak orang yang penghasilannya aja cukup-cukup buat kebutuhan harian. Kalau disuruh upgrade HP cuma karena SIM card berubah, ya rasanya kayak disuruh milih antara makan atau ikut zaman.

Harusnya Gimana?

Kalau memang eSIM itu masa depan, harusnya:
Ada waktu transisi yang panjang.
Kasih edukasi yang jelas ke masyarakat.
Bantu sediakan HP murah yang udah support eSIM.
Jangan matiin SIM fisik secara tiba-tiba.

Karena teknologi itu bagus, tapi harusnya bikin hidup lebih mudah, bukan makin ribet.

Penutup

eSIM itu keren, nggak diragukan lagi. Tapi kebijakan soal ini harusnya mikirin semua orang. Jangan cuma lihat dari sisi praktis atau teknologinya aja, tapi juga lihat kenyataan di lapangan.

Kemajuan itu bagus, tapi jangan sampai ninggalin siapa-siapa. Rakyat juga pengen maju, pengen ikut zaman, tapi jangan disuruh lari padahal sepatunya aja belum ada.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun