Akhir-akhir ini banyak yang mulai ngomongin soal eSIM. Katanya sih ini teknologi baru yang lebih praktis daripada SIM card biasa. Nggak perlu lagi copot-pasang kartu, cukup scan QR code, langsung aktif. Enak banget buat orang yang sering ke luar negeri, atau yang pengen gonta-ganti nomor tanpa ribet.
Tapi, masalahnya... nggak semua orang bisa langsung ikutan pakai eSIM.
Masalahnya di Sini: HP-nya Mahal
Buat bisa pakai eSIM, HP kamu harus support dulu. Dan sayangnya, HP yang bisa eSIM itu harganya nggak murah. Kebanyakan masih di seri-seri mahal atau flagship. Memang sih sekarang udah mulai masuk ke beberapa HP kelas menengah kayak Samsung A54 atau A55, tapi tetap aja itu bukan harga yang semua orang bisa beli dengan mudah.
Sedangkan di Indonesia, masih banyak banget orang yang HP-nya entry-level. Asal bisa WA, buka YouTube, udah cukup. Jadi kalau tiba-tiba disuruh ganti HP cuma gara-gara SIM card diganti ke eSIM, ya rasanya kayak dipaksa.Â
Negara Lain Gimana?
Kalau di negara maju, mereka biasanya nggak langsung maksa rakyatnya berubah total. Mereka kasih waktu, edukasi, bahkan kadang subsidi atau program tukar-tambah.
Contohnya, Uni Eropa waktu mau ganti standar charger ke USB-C, mereka kasih waktu bertahun-tahun biar semua siap. Nggak langsung besok harus ganti. Jadi rakyatnya bisa adaptasi pelan-pelan.
Bahkan di Jepang, lansia yang belum terbiasa dengan teknologi digital dikasih pelatihan gratis. Jadi semua kalangan bisa ikutan, nggak cuma yang muda atau yang melek teknologi aja.
Kalau di Sini?
Nah, di Indonesia, kadang kebijakan suka setengah-setengah. Disuruh pindah ke eSIM, tapi: