16. Penelitian Hermeneutik dalam Akuntansi
Dalam praktik akademik, penelitian akuntansi hermeneutik berkembang sebagai alternatif dari pendekatan kuantitatif.
Metode ini menggunakan analisis interpretatif, fenomenologis, atau naratif untuk menyingkap makna di balik praktik akuntansi.
Misalnya:
-
Studi tentang bagaimana akuntan memahami etika profesinya dalam situasi dilema moral.
Penelitian tentang simbolisme ritual laporan keuangan di organisasi keagamaan atau komunitas lokal.
Kajian terhadap narasi tanggung jawab sosial perusahaan sebagai ekspresi nilai moral.
Peneliti hermeneutik bertindak bukan sebagai pengamat netral, tetapi sebagai penafsir yang terlibat.
Ia berusaha masuk ke dalam horizon makna para pelaku memahami dari dalam (von innen verstehen), bukan menilai dari luar. Validitas penelitian tidak diukur dari reliabilitas statistik, tetapi dari kedalaman makna dan koherensi interpretasi.
Dengan demikian, penelitian hermeneutik tidak menolak sains, tetapi memperluasnya agar lebih manusiawi dan bermakna.
17. Kritik terhadap Akuntansi Positivistik
Pendekatan hermeneutik Dilthey juga berfungsi sebagai kritik terhadap dominasi paradigma positivistik dalam akuntansi modern.
Paradigma ini menekankan objektivitas, kuantifikasi, dan hukum sebab-akibat yang seragam.
Namun, ia sering mengabaikan konteks sosial, nilai, dan pengalaman manusia.
Akibatnya, muncul berbagai "anomali moral" dalam dunia bisnis: