Mohon tunggu...
Naila Aulia
Naila Aulia Mohon Tunggu... Novelis - Mahasiswi Jurusan Komunikasi UIN Walisongo Semarang

Mahasiswi Jurusan Komunikasi UIN Walisong Semarang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

The Secret of Gio Clavis

9 Mei 2021   21:36 Diperbarui: 9 Mei 2021   21:38 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

*****************************

Sore harinya Sheren sudah berada di perjalanan menuju sungai Cilele, tempatnya dan Gio bertemu kemarin. Sheren membawakan sebuah sweeter rajut yang ia buat sendiri. Tujuh tahun lalu Sheren bergabung di komunitas tuna netra produktif. Di sana banyak sekali pelatihan skill untuk para tuna netra sepertinya, salah satunya ialah merajut. Sheren dengan semangat mempelajarinya. Setelah cakap, ia pun mencoba membuat sweeter pasanagn, satu untuknya, satu untuk Gio. Karena gadis itu yakin suatu saat bisa bertemu dengan Gio kembali. Dan terwujudlah keinginan itu. Akhirnya ia bisa menyerahkan sweter itu untuk pemiliknya.

"Mbaknya kok berani sih pergi sendirian. Hati-hati loh, kalo ketemu geng Clavis" ucap si sopir mobil tiiba-tiba.

Sheren sontak terkejut mendengar nama geng itu. Seperti nama belakang Gio. "Memang geng itu kenapa, Pak?" tanya Sheren.

Sopir iu kemudian bercerita, "Sekarang ini polisi lagi gencar memburu komplotan geng itu. Mereka adalah komplotan mafia Ibukota, kadang mereka juga jadi pembunuh bayaran. Ngeri deh pokoknya. Ketua geng itu masih muda, Mbak. Ganteng banget."

Sheren menegang mendengar pengakuan si sopir. Clavis? Sheren berharap-harap cemas, semoga clavis ini bukan clavis-nya Gio. Tapi, kemudian Sheren mengingat bahwa ada sesuatu yang janggal dari Gio kemarin. Ia seperti mencium aroma darah yang bercampur dengan parfum mint milik Gio. Apa jangan-jangan?

"GC, Mbak," ucap sopir itu.

"Apanya, Pak?" tanya Sharen dengan nada terkejut.

"Inisial ketua geng clavis," jawab si sopir.

"Kepanjangannya?" tanya Sheren.

"Haduh, saya inget-inget dulu," jawab si sopir kikuk sembari menggaruk tengkuknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun